MITRA, BeritaManado.com – Kepala SMP Negeri 1 Touluaan, Minahasa Tenggara (Mitra) Henky Pelleng mengatakan, pihaknya sudah ada kesepakatan damai dengan orang tua siswa korban kekerasan seorang guru di sekolah yang dipimpinnya itu.
“Jadi kami sudah lakukan kesepakatan damai dengan orang tua siswa pada Sabtu (28/3) akhir pekan kemarin. Sedangkan oknum guru yang bersangkutan kami berikan pembinaan,” kata Pelleng.
Sementara itu, Dikpora Mitra melalui Kabid Dikdas Felda Tombokan mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pihak sekolah, guru dan orangtua siswa.
“Sudah ada kesepakatan damai dan tidak diproses lanjut. Pihak sekolah sendiri sudah kami minta untuk membuat pernyataan agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” tukas Tombokan.
Diketahui, Dea Umar merupakan anak dari hukum tua Desa Lobu I Harto Umar, diduga dianiaya karena mencontek dan ditampar serta ditonjok hingga lebam bagian testa oleh oknum guru WM alias Emely yang saat itu bertugas mengawasi Ujian Tengah Semester (UTS), Rabu (25/3).
Dea sendiri mengatakan, saat kejadian dirinya memang sedang buka-buka buku karena persiapan ulangan. Hanya saja saat itu ulangan belum dimulai. Mirisnya dirinya justru mendapat tindakan diluar batas dari oknum guru WM.
“Ibu guru itu so brapa kali bekeng bagini pa kita. Pernah kita pe rambu dijambak kong tarek-tarek,” keluhnya. (ruland sandag)
MITRA, BeritaManado.com – Kepala SMP Negeri 1 Touluaan, Minahasa Tenggara (Mitra) Henky Pelleng mengatakan, pihaknya sudah ada kesepakatan damai dengan orang tua siswa korban kekerasan seorang guru di sekolah yang dipimpinnya itu.
“Jadi kami sudah lakukan kesepakatan damai dengan orang tua siswa pada Sabtu (28/3) akhir pekan kemarin. Sedangkan oknum guru yang bersangkutan kami berikan pembinaan,” kata Pelleng.
Sementara itu, Dikpora Mitra melalui Kabid Dikdas Felda Tombokan mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pihak sekolah, guru dan orangtua siswa.
“Sudah ada kesepakatan damai dan tidak diproses lanjut. Pihak sekolah sendiri sudah kami minta untuk membuat pernyataan agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” tukas Tombokan.
Diketahui, Dea Umar merupakan anak dari hukum tua Desa Lobu I Harto Umar, diduga dianiaya karena mencontek dan ditampar serta ditonjok hingga lebam bagian testa oleh oknum guru WM alias Emely yang saat itu bertugas mengawasi Ujian Tengah Semester (UTS), Rabu (25/3).
Dea sendiri mengatakan, saat kejadian dirinya memang sedang buka-buka buku karena persiapan ulangan. Hanya saja saat itu ulangan belum dimulai. Mirisnya dirinya justru mendapat tindakan diluar batas dari oknum guru WM.
“Ibu guru itu so brapa kali bekeng bagini pa kita. Pernah kita pe rambu dijambak kong tarek-tarek,” keluhnya. (ruland sandag)