Jakobus ketika menyampaikan pendidikan politik dalam kampanye terbatas di Kecamatan Madidir
Bitung – Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bitung periode 2016-2021, Michael Jakobus-Palus Kumentas (MaPalus) menganggap uang bukanlah dasar untuk memilih seorang pemimpin. Karena jika pemimpin dipilih berdasarkan uang, maka masyarakat jangan bermimpi bakal maju dan sejahtera.
Hal itu disampaikan Jakobus ketika memberikan pendidikan politik dalam kampanye terbatas kepada sejumlah masyarakat Kecamatan Madidir, Selasa (22/9/2015).
“Logikanya, jika seorang calon pemimpin menghambur-hamburkan uang saat kampanye dengan harapan masyarakat memilihnya maka pasti ketika terpilih nanti akan berusaha mencari pangganti uang yang telah ia keluarkan selama kampanye. Jadi jangan harap dia akan memperhatikan masyarakat,” kata Jakobus.
Pasangan nomor urut tiga ini meminta masyarakat Kota Bitung cerdas dalam memilih pemimpin. Jangan hanya karena faktor agama, suku dan ras serta uang lalu menjatuhkan pilihan pada calon pemimpin yang belum tentu ingin melakukan perubahan dan pembanguan untuk kesejahteraan masyarakat.
“Rakyat jangan bermimpi mendapatkan pemimpin baru jika masih menggunakan cara lama dalam memilih pemimpin seperti faktor agama, suku, ras dan uang,” katanya.
Ia juga mengatakan, Pilkada Kota Bitung bukan untuk memilih kepala suku atau pendeta atau kyiai sehinga harus memilih calon pemimpin yang satu suku dan satu agama. Namun Pilkada untuk memilih pemimpin yang dipercaya bisa betul-betul memimpin tanpa membeda-bedakan latar belakang masyarakat.
“Kota Bitung multi etnis dan agama, sehingga keliru jika kita memilih calon pemimpin yang satu suku atau seagama. Untuk itu jika diperkenankan, berik kami kesempatan mempimpin dan pasti kami akan membawa perubahan,” katanya.(abinenobm)
Jakobus ketika menyampaikan pendidikan politik dalam kampanye terbatas di Kecamatan Madidir
Bitung – Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bitung periode 2016-2021, Michael Jakobus-Palus Kumentas (MaPalus) menganggap uang bukanlah dasar untuk memilih seorang pemimpin. Karena jika pemimpin dipilih berdasarkan uang, maka masyarakat jangan bermimpi bakal maju dan sejahtera.
Hal itu disampaikan Jakobus ketika memberikan pendidikan politik dalam kampanye terbatas kepada sejumlah masyarakat Kecamatan Madidir, Selasa (22/9/2015).
“Logikanya, jika seorang calon pemimpin menghambur-hamburkan uang saat kampanye dengan harapan masyarakat memilihnya maka pasti ketika terpilih nanti akan berusaha mencari pangganti uang yang telah ia keluarkan selama kampanye. Jadi jangan harap dia akan memperhatikan masyarakat,” kata Jakobus.
Pasangan nomor urut tiga ini meminta masyarakat Kota Bitung cerdas dalam memilih pemimpin. Jangan hanya karena faktor agama, suku dan ras serta uang lalu menjatuhkan pilihan pada calon pemimpin yang belum tentu ingin melakukan perubahan dan pembanguan untuk kesejahteraan masyarakat.
“Rakyat jangan bermimpi mendapatkan pemimpin baru jika masih menggunakan cara lama dalam memilih pemimpin seperti faktor agama, suku, ras dan uang,” katanya.
Ia juga mengatakan, Pilkada Kota Bitung bukan untuk memilih kepala suku atau pendeta atau kyiai sehinga harus memilih calon pemimpin yang satu suku dan satu agama. Namun Pilkada untuk memilih pemimpin yang dipercaya bisa betul-betul memimpin tanpa membeda-bedakan latar belakang masyarakat.
“Kota Bitung multi etnis dan agama, sehingga keliru jika kita memilih calon pemimpin yang satu suku atau seagama. Untuk itu jika diperkenankan, berik kami kesempatan mempimpin dan pasti kami akan membawa perubahan,” katanya.(abinenobm)