MANADO – Nilai eksport dan import perdagangan Sulut di triwulan kedua 2010 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan pertama. Peningkatannya masing-masing 18,19 persen dan 2,88 persen.
Namun neraca perdagangan pada triwulan kedua menunjukkan angka negatif. Nilai eksport Sulut Rp 3,25 triliun, lebih kecil dibandingkan dengan nilai import yang mencapai Rp 3,96 triliun.
Kepala Badan Pusat Statistik melalui Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Raymond Kodoati kepada wartawan, Kamis (05/08) lalu mengatakan, tiga komoditi eksport antar negara adalah, minyak mentah dari kopra, bungkil sejenisnya dan RBD CNO atau minyak siap pakai dari kopra.
Sementara untuk komoditi antar daerah adalah, minyak solar, barang campuran dan barang proyek.
Komponen import yang masih tinggi diantaranya, semen dan besi, bahan baku CNO/CCO atau kopra dan CPO atau minyak mentah. Sementara komoditi yang dipasok dari luar negeri yaitu, gula pasir, coil roll dan barang proyek.
MANADO – Nilai eksport dan import perdagangan Sulut di triwulan kedua 2010 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan pertama. Peningkatannya masing-masing 18,19 persen dan 2,88 persen.
Namun neraca perdagangan pada triwulan kedua menunjukkan angka negatif. Nilai eksport Sulut Rp 3,25 triliun, lebih kecil dibandingkan dengan nilai import yang mencapai Rp 3,96 triliun.
Kepala Badan Pusat Statistik melalui Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Raymond Kodoati kepada wartawan, Kamis (05/08) lalu mengatakan, tiga komoditi eksport antar negara adalah, minyak mentah dari kopra, bungkil sejenisnya dan RBD CNO atau minyak siap pakai dari kopra.
Sementara untuk komoditi antar daerah adalah, minyak solar, barang campuran dan barang proyek.
Komponen import yang masih tinggi diantaranya, semen dan besi, bahan baku CNO/CCO atau kopra dan CPO atau minyak mentah. Sementara komoditi yang dipasok dari luar negeri yaitu, gula pasir, coil roll dan barang proyek.