“Dua Pabrik Terancam Gulung Tikar”
AMURANG – Perbaikan jembatan Popontolen oleh PT Leilem Jaya yang dilatar
belakangi sering terjadi kecelakaan di jembatan ini mulai menimbulkan keresahan baru. Pasalnya, perbaikan jembatan tersebut berdampak pada dua perusahan yang bergerak disektor kelapa yang terletak di Desa Lelema, Kecamatan Tumpaan ini terancam gulung tikar.
“Masalahnya, jembatan darurat hanya mampu menampung bobot kendaraan 2,5 ton. Sementara truk pengangkut kelapa yang merupakan bahan baku
kedua perusahan tersebut melebihi kapasitas tersebut, ujar Boy Rumondor,
anggota DPRD Minsel.
“Bayangkan perbaikan jembatan tersebut sesuai kontrak memakan waktu
sampai 7 bulan, otomatis berdampak buruk bagi perusahan tepung kelapa ini.
Bukan hanya itu, kendaraan yang berbobot besar harus memutar arah ke
Tomohon-Tanawangko-Lelema, berarti beban biaya operasional terus meningkat, belum lagi dari jarak tempuh memakan waktu. Padahal jalan trans Sulawesi yang melintasi jembatan Popontolen adalah lajur ekonomi. Hal inilah yang memberatkan PT Tropica Cocoprima dan PT Karangetan Popontolen,” ketusnya.
Rumondor juga memintakan agar pihak pelaksana proyek dan pemerintah dapat memperhatikan kepentingan masalah ini. Terutama kepentingan ekonomi yang paling terganggu dengan kecilnya daya tampung dari jembatan meski hanya sementara.
“Apalagi struktur jembatan yang memiliki tiang penyangga di tengah berbahan dari batang kelapa ini sangat rawan hanyut saat dihantam arus keras di musim penghujan nantinya,” beber Rumondor
Menurut Gunawan Wiedjaya, Direktur PT Tropica Cocoprima, kegiatan di perusahannya bisa saja di tutup karena sudah tidak sesuai lagi dengan biaya produksi. Selain itu juga disebabkan waktu produksi menjadi lebih lama yang mempengaruhi pemenuhan kontrak dengan pembeli.
“Jika hal ini terus terjadi selang beberapa bulan lamanya, disebabkan truk pengangkut kelapa sudah tidak dapat lagi melintas di jembatan Popontolen, terpaksa pabrik akan ditutup. Dan terpaksa para karyawan terancam di PHK,” jelasnya. (andries)
“Dua Pabrik Terancam Gulung Tikar”
AMURANG – Perbaikan jembatan Popontolen oleh PT Leilem Jaya yang dilatar
belakangi sering terjadi kecelakaan di jembatan ini mulai menimbulkan keresahan baru. Pasalnya, perbaikan jembatan tersebut berdampak pada dua perusahan yang bergerak disektor kelapa yang terletak di Desa Lelema, Kecamatan Tumpaan ini terancam gulung tikar.
“Masalahnya, jembatan darurat hanya mampu menampung bobot kendaraan 2,5 ton. Sementara truk pengangkut kelapa yang merupakan bahan baku
kedua perusahan tersebut melebihi kapasitas tersebut, ujar Boy Rumondor,
anggota DPRD Minsel.
“Bayangkan perbaikan jembatan tersebut sesuai kontrak memakan waktu
sampai 7 bulan, otomatis berdampak buruk bagi perusahan tepung kelapa ini.
Bukan hanya itu, kendaraan yang berbobot besar harus memutar arah ke
Tomohon-Tanawangko-Lelema, berarti beban biaya operasional terus meningkat, belum lagi dari jarak tempuh memakan waktu. Padahal jalan trans Sulawesi yang melintasi jembatan Popontolen adalah lajur ekonomi. Hal inilah yang memberatkan PT Tropica Cocoprima dan PT Karangetan Popontolen,” ketusnya.
Rumondor juga memintakan agar pihak pelaksana proyek dan pemerintah dapat memperhatikan kepentingan masalah ini. Terutama kepentingan ekonomi yang paling terganggu dengan kecilnya daya tampung dari jembatan meski hanya sementara.
“Apalagi struktur jembatan yang memiliki tiang penyangga di tengah berbahan dari batang kelapa ini sangat rawan hanyut saat dihantam arus keras di musim penghujan nantinya,” beber Rumondor
Menurut Gunawan Wiedjaya, Direktur PT Tropica Cocoprima, kegiatan di perusahannya bisa saja di tutup karena sudah tidak sesuai lagi dengan biaya produksi. Selain itu juga disebabkan waktu produksi menjadi lebih lama yang mempengaruhi pemenuhan kontrak dengan pembeli.
“Jika hal ini terus terjadi selang beberapa bulan lamanya, disebabkan truk pengangkut kelapa sudah tidak dapat lagi melintas di jembatan Popontolen, terpaksa pabrik akan ditutup. Dan terpaksa para karyawan terancam di PHK,” jelasnya. (andries)