Liputan:
Finda Muhtar
Biro Minahasa Utara
SELASA (20/6/2016), hujan mengguyur bumi Tonsea Minahasa Utara (Minut) hampir sehari penuh.
Namun sejak pagi, Bupati Vonnie Anneke Panambunan sudah melaksanakan tugasnya sebagai kepala pemerintahan.
BeritaManado.com yang berkesempatan mengikuti aktifitas Bupati Panambunan, kagum dengan ketangguhan wanita cantik berambut merah ini.
Dibalut baju keki khas Aparat Sipil Negara (ASN), sekitar pukul 09.00 Wita, Bupati Panambunan mengawali tugas dengan rapat bersama Wakil Gubernur Steven Kandouw di Kantor Gubernur Sulut mengenai pembuatan smelter PT Haising Nikel bersama paara pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulut.
Sesudahnya, bupati menuju Kabupaten Minut, hendak membuka Pelatihan Pengelolaan Profil Desa dan Kelurahan Tahun 2016 yang digelar Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD).
Pemandangan menarik ketika rombongan DB 1 F melewati jalur Ring Road.
Saat itu, bupati singgah di salah satu SPBU untuk mengisi bensin, satu poin yang sangat jarang dilakukan seorang kepala daerah.
“Beliau memang demikian, tidak gengsi jika harus mengisi bensin di jalan,” kata salah satu ajudan bupati.
Kalimat ini, hampir mirip disampaikan Ketua Ombustment Sulut Hilda Tirajoh SH, ketika bupati Panambunan memenuhi panggilan Ombustment beberapa hari lalu.
Menurut Tirajoh, sekitar 5 tahun bertugas di lembaga kamasyarakatan tersebut, baru kali ini orang nomor satu di Kabupaten/Kota se Sulut memenuhi panggilan Ombustment.
“Kami sangat mengapresiasi kedatangan Bupati Minut yang adalah satu-satunya kepala daerah yang memenuhi penggilan kami. Ini menjadi contoh bagi kepala daerah lain, agar dalam setiap laporan yang membutuhkan klarifikasi ataupun laporan, bisa menyambangi kantor Ombusment,” ungkapnya.
Lanjut, usai membuka Pelatihan Pengelolaan Profil Desa dan Kelurahan, bupati Panambunan menerima kunjungan Tim Panitia Khusus (Pansus) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) DPRD Sulut dan Tim Pokja RZWP3K.
Agenda tidak sampai disitu, usai rapat sekitar pukul 16.00 Wita, langkah bupati Panambunan untuk meninggalkan kantor, harus terhenti saat melihat antrian panjang orang yang hendak menemui dirinya.
Satu per satu pun dilayani mulai dari permintaan bantuan pembangunan infrastruktur, melayani beberapa kepala SKPD terkait tugas pemerintahan, menerima sejumlah pengusaha, hingga melayani warga yang bersengketa masalah lahan.
Waktu menunjukan pukul 18.00 Wita, bibirnya masih tersenyum, meski ada gurat lelah.
Masih dengan seragam keki coklat, bupati akhirnya selesai melayani antrian panjang orang.
Tapi panggilan jiwanya untuk melayani tidak berhenti sampai disitu.
Tepat dikatakan banyak orang, bahwa Vonnie Panambunan berbeda dengan bupati lainnya yang ada di Sulut.
Bahkan di sela-sela kesibukannya, Panambunan kerap menyempatkan diri bertegur dan bercengkrama dengan masyarakat sekaligus memberikan kekuatan moral.
Ini kembali dibuktikan Panambunan, dengan melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Walanda Maramis.
Kedatangan Panambunan, terlihat disambut hangat para petinggi RSUD Walanda Maramis.
Tanpa banyak bicara, Panambunan langsung meminta kepada para staf RSUD Walanda Maramis untuk menunjukkan setiap ruangan pasien yang sementara dirawat.
Satu persatu pasien disambangi Bupati sambil memberi kekuatan moral untuk tetap kuat dan meminta pertolongan kepada Tuhan untuk kesembuhan.
“Jangan malas minum obat dan tidak lupa berdoa,” pesan bupati.
Agenda hari ini hanya sebagian kecil aktifitas yang dilakukan bupati Panambunan.
Sejak dilantik pada 17 Maret 2016 lalu, Panambunan bersama wakilnya Ir Joppi Lengkong berhasil meraih sejumlah prestasi, salah satunya meraih peringkat tiga pemerintahan terbaik sesudah Pemprov Sulut dan Kota Manado.
Dia juga berhasil mendatangkan berbagai bantuan dari pusat masuk ke Minut baik di bidang pertanian, kesehatan, olahraga, pendidikan dan infrastruktur lainnya.
Yang terbaru, Panambunan sukses membawa Minut meraih penghargaan opini tertinggi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan daerah.
Ya, dia masih wanita yang sama ketika memimpin Kabupaten Minut pada tahun 2005-2008.
Dia bukan wanita yang pintar berbicara, namun kalimatnya dimengerti masyarakat.
Dia tidak memiliki gelar pendidikan yang tinggi, tapi punya visi yang jelas untuk kesejahteraan masyarakat Minut.
Dia pemimpin yang sangat menghargai dan mencintai kaum lanjut usia.
Tubuhnya kecil, fisiknya lemah, namun kuat jika harus membela hak warganya.
Dia yang rendah hati, karena tahu harta tidak dibawah mati.
Dia masih sama, dia Vonnie Anneke Panambunan, mengasihi, melayani, mensejahterakan masyarakat Minahasa Utara.(*)
Liputan:
Finda Muhtar
Biro Minahasa Utara
SELASA (20/6/2016), hujan mengguyur bumi Tonsea Minahasa Utara (Minut) hampir sehari penuh.
Namun sejak pagi, Bupati Vonnie Anneke Panambunan sudah melaksanakan tugasnya sebagai kepala pemerintahan.
BeritaManado.com yang berkesempatan mengikuti aktifitas Bupati Panambunan, kagum dengan ketangguhan wanita cantik berambut merah ini.
Dibalut baju keki khas Aparat Sipil Negara (ASN), sekitar pukul 09.00 Wita, Bupati Panambunan mengawali tugas dengan rapat bersama Wakil Gubernur Steven Kandouw di Kantor Gubernur Sulut mengenai pembuatan smelter PT Haising Nikel bersama paara pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulut.
Sesudahnya, bupati menuju Kabupaten Minut, hendak membuka Pelatihan Pengelolaan Profil Desa dan Kelurahan Tahun 2016 yang digelar Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD).
Pemandangan menarik ketika rombongan DB 1 F melewati jalur Ring Road.
Saat itu, bupati singgah di salah satu SPBU untuk mengisi bensin, satu poin yang sangat jarang dilakukan seorang kepala daerah.
“Beliau memang demikian, tidak gengsi jika harus mengisi bensin di jalan,” kata salah satu ajudan bupati.
Kalimat ini, hampir mirip disampaikan Ketua Ombustment Sulut Hilda Tirajoh SH, ketika bupati Panambunan memenuhi panggilan Ombustment beberapa hari lalu.
Menurut Tirajoh, sekitar 5 tahun bertugas di lembaga kamasyarakatan tersebut, baru kali ini orang nomor satu di Kabupaten/Kota se Sulut memenuhi panggilan Ombustment.
“Kami sangat mengapresiasi kedatangan Bupati Minut yang adalah satu-satunya kepala daerah yang memenuhi penggilan kami. Ini menjadi contoh bagi kepala daerah lain, agar dalam setiap laporan yang membutuhkan klarifikasi ataupun laporan, bisa menyambangi kantor Ombusment,” ungkapnya.
Lanjut, usai membuka Pelatihan Pengelolaan Profil Desa dan Kelurahan, bupati Panambunan menerima kunjungan Tim Panitia Khusus (Pansus) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) DPRD Sulut dan Tim Pokja RZWP3K.
Agenda tidak sampai disitu, usai rapat sekitar pukul 16.00 Wita, langkah bupati Panambunan untuk meninggalkan kantor, harus terhenti saat melihat antrian panjang orang yang hendak menemui dirinya.
Satu per satu pun dilayani mulai dari permintaan bantuan pembangunan infrastruktur, melayani beberapa kepala SKPD terkait tugas pemerintahan, menerima sejumlah pengusaha, hingga melayani warga yang bersengketa masalah lahan.
Waktu menunjukan pukul 18.00 Wita, bibirnya masih tersenyum, meski ada gurat lelah.
Masih dengan seragam keki coklat, bupati akhirnya selesai melayani antrian panjang orang.
Tapi panggilan jiwanya untuk melayani tidak berhenti sampai disitu.
Tepat dikatakan banyak orang, bahwa Vonnie Panambunan berbeda dengan bupati lainnya yang ada di Sulut.
Bahkan di sela-sela kesibukannya, Panambunan kerap menyempatkan diri bertegur dan bercengkrama dengan masyarakat sekaligus memberikan kekuatan moral.
Ini kembali dibuktikan Panambunan, dengan melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Walanda Maramis.
Kedatangan Panambunan, terlihat disambut hangat para petinggi RSUD Walanda Maramis.
Tanpa banyak bicara, Panambunan langsung meminta kepada para staf RSUD Walanda Maramis untuk menunjukkan setiap ruangan pasien yang sementara dirawat.
Satu persatu pasien disambangi Bupati sambil memberi kekuatan moral untuk tetap kuat dan meminta pertolongan kepada Tuhan untuk kesembuhan.
“Jangan malas minum obat dan tidak lupa berdoa,” pesan bupati.
Agenda hari ini hanya sebagian kecil aktifitas yang dilakukan bupati Panambunan.
Sejak dilantik pada 17 Maret 2016 lalu, Panambunan bersama wakilnya Ir Joppi Lengkong berhasil meraih sejumlah prestasi, salah satunya meraih peringkat tiga pemerintahan terbaik sesudah Pemprov Sulut dan Kota Manado.
Dia juga berhasil mendatangkan berbagai bantuan dari pusat masuk ke Minut baik di bidang pertanian, kesehatan, olahraga, pendidikan dan infrastruktur lainnya.
Yang terbaru, Panambunan sukses membawa Minut meraih penghargaan opini tertinggi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan daerah.
Ya, dia masih wanita yang sama ketika memimpin Kabupaten Minut pada tahun 2005-2008.
Dia bukan wanita yang pintar berbicara, namun kalimatnya dimengerti masyarakat.
Dia tidak memiliki gelar pendidikan yang tinggi, tapi punya visi yang jelas untuk kesejahteraan masyarakat Minut.
Dia pemimpin yang sangat menghargai dan mencintai kaum lanjut usia.
Tubuhnya kecil, fisiknya lemah, namun kuat jika harus membela hak warganya.
Dia yang rendah hati, karena tahu harta tidak dibawah mati.
Dia masih sama, dia Vonnie Anneke Panambunan, mengasihi, melayani, mensejahterakan masyarakat Minahasa Utara.(*)