MINUT – Uap panas yang muncul di kaki Gunung Klabat yang terletak di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara, hanya merupakan gas metan.
Ketua Pos Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Tangkoko, Yapi Rombot, Selasa (23/8), mengatakan, gas yang keluar dari kaki Gunung Klabat, hanya berupa gas metan. “Gas metan ini kemungkinan timbul dari adanya tumpukan sampah ataupun pembusukan kain yang berada di dalam tanah,” ujar Rombot.
Rombot, mengatakan, pihaknya akan bekerjasama dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Bandung untuk melihat sejauh mana dampak atau kandungan gas yang muncul di kaki Gunung Klabat, tepat berada di sekitar pemukiman perumahan karyawan Aqua atau perumahan SBY, Airmadidi Atas.
“Rencananya Rabu (24/8), Badan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Bandung akan menyelidiki maupun mengukur kandungan gas yang berada di kaki Gunung Klabat tersebut,” kata Rombot.
Rombot mengimbau kepada masyarakat sekitar, untuk tidak berada dekat lokasi lubang yang mengeluarkan gas. “Karena gas tersebut ketika malam hingga pagi hari, sangat berat dan padat, sehingga akan memuai di sekitar lokasi kejadian. Bahkan gas tersebut tidak terjadi kontamidasi dengan zat lainnya, karena lebih berat dari udara, sehingga dihimbau kepada masyarakat untuk tidak berada di lokasi kejadian,” kata Rombot.(bir)
MINUT – Uap panas yang muncul di kaki Gunung Klabat yang terletak di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara, hanya merupakan gas metan.
Ketua Pos Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Tangkoko, Yapi Rombot, Selasa (23/8), mengatakan, gas yang keluar dari kaki Gunung Klabat, hanya berupa gas metan. “Gas metan ini kemungkinan timbul dari adanya tumpukan sampah ataupun pembusukan kain yang berada di dalam tanah,” ujar Rombot.
Rombot, mengatakan, pihaknya akan bekerjasama dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Bandung untuk melihat sejauh mana dampak atau kandungan gas yang muncul di kaki Gunung Klabat, tepat berada di sekitar pemukiman perumahan karyawan Aqua atau perumahan SBY, Airmadidi Atas.
“Rencananya Rabu (24/8), Badan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Bandung akan menyelidiki maupun mengukur kandungan gas yang berada di kaki Gunung Klabat tersebut,” kata Rombot.
Rombot mengimbau kepada masyarakat sekitar, untuk tidak berada dekat lokasi lubang yang mengeluarkan gas. “Karena gas tersebut ketika malam hingga pagi hari, sangat berat dan padat, sehingga akan memuai di sekitar lokasi kejadian. Bahkan gas tersebut tidak terjadi kontamidasi dengan zat lainnya, karena lebih berat dari udara, sehingga dihimbau kepada masyarakat untuk tidak berada di lokasi kejadian,” kata Rombot.(bir)