Manado – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Perindag) Kota Bitung, Benny Lontoh, mengungkapkan pemerintah menemukan indikasi peredaran beras plastik di Kota Bitung.
Hal tersebut dikatakan Benny Lontoh pada Rapat Koordinasi (Rakor) Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Idul Fitri di ruang CJ Rantung, Kantor Gubernur Sulut, Rabu (10/5/2017), dihadiri Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan, Karyanto Supri.
“Barang bukti sudah di polisi, bahkan di uji di BPOM tapi alatnya tidak tersedia. Indikasi beras plastik ketika dimasak hanya menjadi bubur, ketika kering menjadi keras. Kami belum bisa memberi sanksi apalagi proses hukum karena belum ada bukti,” terang Benny Lontoh.
Menurut Sekjen Kemendag Karyanto Supri, isu beras plastik harus disikapi bijak masyarakat, karena sejauh ini pemerintah belum menemukan bukti kuat peredaran beras plastik di Indonesia.
“Secara ekonomis harga plastik lebih mahal dari beras, sehingga apakah mungkin ada orang ingin cari rugi membuat beras plastik? Apalagi sejauh ini kami belum menemukan, meski begitu patut diwaspadai, untuk membuktikan silahkan bawa ke lab milik Sucofindo,” tandas Karyanto Supri pada Rakor yang dihadiri Sekprov Edwin Silangen, pejabat SKPD Pemprov dan Pejabat Kabupaten Kota se-Sulut. (JerryPalohoon)
Manado – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Perindag) Kota Bitung, Benny Lontoh, mengungkapkan pemerintah menemukan indikasi peredaran beras plastik di Kota Bitung.
Hal tersebut dikatakan Benny Lontoh pada Rapat Koordinasi (Rakor) Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok Menjelang Idul Fitri di ruang CJ Rantung, Kantor Gubernur Sulut, Rabu (10/5/2017), dihadiri Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan, Karyanto Supri.
“Barang bukti sudah di polisi, bahkan di uji di BPOM tapi alatnya tidak tersedia. Indikasi beras plastik ketika dimasak hanya menjadi bubur, ketika kering menjadi keras. Kami belum bisa memberi sanksi apalagi proses hukum karena belum ada bukti,” terang Benny Lontoh.
Menurut Sekjen Kemendag Karyanto Supri, isu beras plastik harus disikapi bijak masyarakat, karena sejauh ini pemerintah belum menemukan bukti kuat peredaran beras plastik di Indonesia.
“Secara ekonomis harga plastik lebih mahal dari beras, sehingga apakah mungkin ada orang ingin cari rugi membuat beras plastik? Apalagi sejauh ini kami belum menemukan, meski begitu patut diwaspadai, untuk membuktikan silahkan bawa ke lab milik Sucofindo,” tandas Karyanto Supri pada Rakor yang dihadiri Sekprov Edwin Silangen, pejabat SKPD Pemprov dan Pejabat Kabupaten Kota se-Sulut. (JerryPalohoon)