Manado – Wakil ketua DPRD Kota Manado, Richard Sualang, Sabut (25/6/16) menggelar reses di Kelurahan Titiwungen Utara Kecamatan Sario yang disambut apresiasi oleh warga yang hadir. Reses tersebut juga dirangkaikan dengan Buka Puasa Bersama.
Pada sambutan pembukaannya, Sualang menjelaskan bahwa kegiatan reses ini dimaksudkan untuk menyerap aspirasi warga yang nantinya diusulkan dalam pembahasan APBD perubahan 2016 yang telah diagendakan DPRD Manado setelah masa reses dilaksanakan.
Sejumlah aspirasi dikemukakan warga dalam reses tersebut diantaranya, DPRD Manado diminta untuk turun bersama pemerintah kota dan pihak terkait agar melakukan penelitian terhadap air bersih yang merupakan hasil dari sumur bor.
Selain itu, pemuka agama minta program Pemkot Manado dalam pemberian insentif kepada pemuka agama agar tetap dipertahankan dan ditingkatkan.
Lain halnya terkait persoalan saluran drainase atau sanitasi yang sering menimbulkan kekhawatiran warga saat musim penghujan ini. Hal ini disebabkan sanitasi pembuangan air dari pemukaman warga yang menuju ke laut, tidak berfungsi dengan baik. Dikarena semenjak pembangunan kawasan mega mas, saluran pembuangan air yang mengarah ke laut, lebih tinggi dari saluran yang berada di kawasan pemukiman, sehingga air tidak bisa mengalir ke laut.
“Sebelum dan sesuah program PBL di lingkungan 3 ini, banjir masih saja terjadi jika hujan turun. Kami memohon agar aspirasi ini dapat diperhatikan. Soal keamanan, saat jamaah melakukan solat subuh, ada sekelompok pemuda dan remaja sering datang dan berteriak-teriak, entah dengan tujuan apa. Kami meminta agar dibangunkan pos keamanan untuk mengindari terjadinya aksi-aksi seperti itu,” ungkap warga.
Menanggapi penyampaian warga, Sualang dengan tegas akan menidaklanjuti aspirasi warga yang diungkapkan secara lisan maupun tertulis.
“Terkait masalah keamanan, saya akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar dilakukan patroli di sejumlah pemukiman warga. Terkait limbah, di Kota Manado sudah ada Perda sanitasi dan air limbah. Perda ini juga untuk melindungi dan perizinan. Dengan adanya Perda ini juga menertibkan perusahaan bisnis yang menghasilkan air limbah. Jika perusahaan tersebut menyebabkan air di kawasan pemukiman tercemar, maka kami di dewan akan merekomendasikan kepada pemerintah untuk ditertibkan. Tapi bukan berarti langsung ditutup usahanya, karena kasihan juga pekerja yang ada disitu,” kata Sualang.
“Terkait sanitasi pembuangan air yang dikeluhkan warga, saya akan meminta Dinas PU untuk turun dan meninjau lokasi yang dikeluhkan warga. Jika dimungkinkan, kami akan mengusulkan perbanyak saluran sanitasi atau drainase pembuangan air dari pemukiman warga ke laut. Supaya pemukiman warga tidak digenangi air saat hujan terjadi,” tambahnya. (leriandokambey)
Manado – Wakil ketua DPRD Kota Manado, Richard Sualang, Sabut (25/6/16) menggelar reses di Kelurahan Titiwungen Utara Kecamatan Sario yang disambut apresiasi oleh warga yang hadir. Reses tersebut juga dirangkaikan dengan Buka Puasa Bersama.
Pada sambutan pembukaannya, Sualang menjelaskan bahwa kegiatan reses ini dimaksudkan untuk menyerap aspirasi warga yang nantinya diusulkan dalam pembahasan APBD perubahan 2016 yang telah diagendakan DPRD Manado setelah masa reses dilaksanakan.
Sejumlah aspirasi dikemukakan warga dalam reses tersebut diantaranya, DPRD Manado diminta untuk turun bersama pemerintah kota dan pihak terkait agar melakukan penelitian terhadap air bersih yang merupakan hasil dari sumur bor.
Selain itu, pemuka agama minta program Pemkot Manado dalam pemberian insentif kepada pemuka agama agar tetap dipertahankan dan ditingkatkan.
Lain halnya terkait persoalan saluran drainase atau sanitasi yang sering menimbulkan kekhawatiran warga saat musim penghujan ini. Hal ini disebabkan sanitasi pembuangan air dari pemukaman warga yang menuju ke laut, tidak berfungsi dengan baik. Dikarena semenjak pembangunan kawasan mega mas, saluran pembuangan air yang mengarah ke laut, lebih tinggi dari saluran yang berada di kawasan pemukiman, sehingga air tidak bisa mengalir ke laut.
“Sebelum dan sesuah program PBL di lingkungan 3 ini, banjir masih saja terjadi jika hujan turun. Kami memohon agar aspirasi ini dapat diperhatikan. Soal keamanan, saat jamaah melakukan solat subuh, ada sekelompok pemuda dan remaja sering datang dan berteriak-teriak, entah dengan tujuan apa. Kami meminta agar dibangunkan pos keamanan untuk mengindari terjadinya aksi-aksi seperti itu,” ungkap warga.
Menanggapi penyampaian warga, Sualang dengan tegas akan menidaklanjuti aspirasi warga yang diungkapkan secara lisan maupun tertulis.
“Terkait masalah keamanan, saya akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar dilakukan patroli di sejumlah pemukiman warga. Terkait limbah, di Kota Manado sudah ada Perda sanitasi dan air limbah. Perda ini juga untuk melindungi dan perizinan. Dengan adanya Perda ini juga menertibkan perusahaan bisnis yang menghasilkan air limbah. Jika perusahaan tersebut menyebabkan air di kawasan pemukiman tercemar, maka kami di dewan akan merekomendasikan kepada pemerintah untuk ditertibkan. Tapi bukan berarti langsung ditutup usahanya, karena kasihan juga pekerja yang ada disitu,” kata Sualang.
“Terkait sanitasi pembuangan air yang dikeluhkan warga, saya akan meminta Dinas PU untuk turun dan meninjau lokasi yang dikeluhkan warga. Jika dimungkinkan, kami akan mengusulkan perbanyak saluran sanitasi atau drainase pembuangan air dari pemukiman warga ke laut. Supaya pemukiman warga tidak digenangi air saat hujan terjadi,” tambahnya. (leriandokambey)