Ketua Komisi Hukum Dewan Pers, Yoseph Adi Prasetyo dan Direktur SIEJ, I Gusti Gede Maha Adi, foto bersama peserta training serta pengurus AJI Manado
Manado – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado sukses menggelar training dan fellowship yang diikuti 15 jurnalis dari berbagai media di Manado, Jumat – Minggu (02 – 04/10). Kegiatan bertema “Journalism in Natural Resources and Politics” yang digelar di Sparks Lite Hotel Manado ini berhasil mengidentifikasikan berbagai persoalan lingkungan, serta membuat Term of Reffrence (TOR) untuk training.
“Setelah melakukan training selama tiga hari, maka 15 jurnalis ini dinyatakan lulus sebagai penerima fellowship. Selain mendapatkan materi selama training dan pendampingan dari para mentor, mereka juga menerima biaya liputan dalam menggarap karya jurnalistik,” ungkap Ketua Bidang Pendidikan AJI Manado, Fransiskus Talokon didampingi Sekretaris AJI Manado, Fernando Lumowa.
Lanjut Talokon dan Lumowa, setelah pelatihan selama tiga hari itu, selanjutnya 15 jurnalis akan didampingi tiga orang mentor dalam menggarap isu lingkungan yang menjadi liputan mereka.
Keduanya menambahkan, sejumlah pemateri yang hadir dalam pelaksanaan training itu adalah, Ketua Komisi Hukum Dewan Pers, Yoseph Adi Prasetyo, Direktur Society Indonesian Environment Journalist, I Gusti Gede Maha Adi, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulut, Walhi Sulut, serta akademisi Fakultas Pertanian Unsrat, Dr John Tasirin.
Sementara itu Ketua Bidang Organsisasi, Agustinus Hari, Ketua Bidang Tenaga Kerja, Ronny Buol dan Sekretaris Badan Pemeriksa Keuangan AJI Manado, Ishak Kusrant ditunjuk sebagai mentor yang akan mendampingi penerima fellowship.
“Dari 15 usulan liputan yang masuk, kami menginventarisir tema-tema antara lain, kebakaran hutan, reklamasi pantai Manado, kebersihan lingkungan dan ancaman banjir, kondisi danau Tondano dalam kaitannya dengan suplai listrik, kondisi hutan lintung, dugaan pencemaran oleh sejumlah perusahaan, serta keberadaan satwa langka di Kabupaten Kepulauan Sitaro. Ini semua menarik untuk dikerjakan kawan-kawan,” ujar Buol, mewakili para mentor sambil menambahkan, waktu lebih 40 hari untuk mengerjakan liputan itu dan menuangkannnya dalam bentuk indeph news.
Diketahui, training dan fellowship ini merupakan satu dari tujuh kegiatan AJI Manado yang didanai Development and Peace (DnP) Kanada dalam durasi waktu enam bulan sejak September 2015 hingga Januari 2016. Sejumlah kegiatan lainnya yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu itu antara lain, Focus Group Discussion (FGD) bersama editor media, diskusi public, media monitoring, serta membangun media center untuk isu-isu lingkungan.(leriandokambey)
Ketua Komisi Hukum Dewan Pers, Yoseph Adi Prasetyo dan Direktur SIEJ, I Gusti Gede Maha Adi, foto bersama peserta training serta pengurus AJI Manado
Manado – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado sukses menggelar training dan fellowship yang diikuti 15 jurnalis dari berbagai media di Manado, Jumat – Minggu (02 – 04/10). Kegiatan bertema “Journalism in Natural Resources and Politics” yang digelar di Sparks Lite Hotel Manado ini berhasil mengidentifikasikan berbagai persoalan lingkungan, serta membuat Term of Reffrence (TOR) untuk training.
“Setelah melakukan training selama tiga hari, maka 15 jurnalis ini dinyatakan lulus sebagai penerima fellowship. Selain mendapatkan materi selama training dan pendampingan dari para mentor, mereka juga menerima biaya liputan dalam menggarap karya jurnalistik,” ungkap Ketua Bidang Pendidikan AJI Manado, Fransiskus Talokon didampingi Sekretaris AJI Manado, Fernando Lumowa.
Lanjut Talokon dan Lumowa, setelah pelatihan selama tiga hari itu, selanjutnya 15 jurnalis akan didampingi tiga orang mentor dalam menggarap isu lingkungan yang menjadi liputan mereka.
Keduanya menambahkan, sejumlah pemateri yang hadir dalam pelaksanaan training itu adalah, Ketua Komisi Hukum Dewan Pers, Yoseph Adi Prasetyo, Direktur Society Indonesian Environment Journalist, I Gusti Gede Maha Adi, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulut, Walhi Sulut, serta akademisi Fakultas Pertanian Unsrat, Dr John Tasirin.
Sementara itu Ketua Bidang Organsisasi, Agustinus Hari, Ketua Bidang Tenaga Kerja, Ronny Buol dan Sekretaris Badan Pemeriksa Keuangan AJI Manado, Ishak Kusrant ditunjuk sebagai mentor yang akan mendampingi penerima fellowship.
“Dari 15 usulan liputan yang masuk, kami menginventarisir tema-tema antara lain, kebakaran hutan, reklamasi pantai Manado, kebersihan lingkungan dan ancaman banjir, kondisi danau Tondano dalam kaitannya dengan suplai listrik, kondisi hutan lintung, dugaan pencemaran oleh sejumlah perusahaan, serta keberadaan satwa langka di Kabupaten Kepulauan Sitaro. Ini semua menarik untuk dikerjakan kawan-kawan,” ujar Buol, mewakili para mentor sambil menambahkan, waktu lebih 40 hari untuk mengerjakan liputan itu dan menuangkannnya dalam bentuk indeph news.
Diketahui, training dan fellowship ini merupakan satu dari tujuh kegiatan AJI Manado yang didanai Development and Peace (DnP) Kanada dalam durasi waktu enam bulan sejak September 2015 hingga Januari 2016. Sejumlah kegiatan lainnya yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu itu antara lain, Focus Group Discussion (FGD) bersama editor media, diskusi public, media monitoring, serta membangun media center untuk isu-isu lingkungan.(leriandokambey)