KOTAMOBAGU – Rencana relokasi Pasar Serasi di Kota Kotamobagu, Kamis (15/9) pagi, sempat ricuh setelah terjadi pertentangan dua kubu, yang mendukung dan menolak relokasi. Bahkan anggota DPR-RI Yasti Soepredjo Mokoagow yang bergabung dengan kelompok pedagang yang menolak relokasi sempat jadi bulan-bulanan massa. Mobilnya dilempari sepatu dan sandal.
Ando Lobud, penggiat LSM setempat yang berada di kelompok yang mendukung relokasi kepada beritamanado (15/9/2011) usai aksi menyatakan, ada dua alasan kelompoknya mendukung kebijakan walikota Djelantik Mokodompit, yakni sesuai dengan disipilin ilmunya sebagai sarjana teknik arsitek, bahwa bangunan pasar lama sudah tidak layak lagi sehingga perlu bangunan baru.
“Kemudian setelah dibangun kembali dengan bangunan yang lebih representatif akan digunakan kembali oleh pedagang yang sama. Jadi, justru kebijakan ini sangat menguntungkan warga Kotamobagu terutama para pedagang sendiri sehingga tidak ada alasan untuk menolak relokasi sementara ini,” tutur Lobud yang didampingi Sofian HD.
Yasti Soepredjo yang tiba sejak pagi hari, beralasan lain perihal penolakan relokasi yang menurutnya, lokasi tersebut akan dibangun pusat perbelanjaan moderen yang sangat merugikan pedagang kecil.
Disisi lain Yasti beralasan setiap pembangunan pasar moderen maupun pasar tradisional harus mengacu pada rancanangan tata ruang wilayah (RTRW). “Sehingga dipastikan rencana pembangunan disini bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,” tutur srikandi Senayan ini.
Diketahui, konsentrasi massa yang menolak dan mendukung relokasi sudah tiba sejak pukul 08.30 WITA. Terjadi saling teriak antara dua kelompok, namun beruntung aparat keamanan sigap sehingga bentrokan berhasil dihindari.
Menariknya, mobil yang ditumpangi Yasti yang akan kembali sekitar pukul 13.00 WITA sempat dilempari sepatu, sandal hingga botol plastik oleh kelompok pro relokasi. (jry)