Jokowi menandatangani buku 22 Solusi Cerdas Jokowi didampingi penulis, Michael Umbas
Jakarta – Menyeruak aksi kaum oportunis yang mengejar jabatan dalam pemerintahan Presiden terpilih Jokowi-JK makin kentara.
Sikap itu tidak saja tidak santun namun menggambarkan ambisi yang berbahaya bagi pemerintahan Jokowi ke depan.
“Sejak awal memilih Jokowi, mestinya posisi politik kita adalah memberikan mandat penuh kepada Pak Jokowi untuk memimpin bangsa dengan segala gagasan elementernya yang akan didukung oleh kabinet pilihan pak Jokowi sendiri,” ujar Michael Umbas penulis buku “22 Solusi Cerdas Jokowi” di Jakarta, Senin (11/8/2014).
Menurutnya, posisi menghindari transaksi jabatan justru menjadi kekuatan Jokowi sehingga dipercaya publik. Hal itu sudah tercermin ketika parpol pengusungnya tidak mendasarkan dukungan atas bagi-bagi kursi.
“Bahwa Pak Jokowi kemudian akan memberikan reward itu dilakukan setelah menang. Lagipula itu dilakukan juga dengan catatan harus profesional dan ada wacananya harus melepas jabatan di partai,” tandas Umbas.
Umbas yang juga sedang menyelasaikan buku lanjutan terkait program dan struktur kinerja Pemerintahan Jokowi-JK ke depan mengaku bahwa upaya sejumlah pihak yang hendak menyodorkan diri menjadi menteri sebaiknya ditolak oleh Jokowi.
“Kan Pak Jokowi sudah mengantisipasi dengan membentuk kantor transisi. Di situ ada headhunter yang tugasnya mencari tahu siapa calon menteri dengan berbagai variabel yang cocok dengan harapan Jokowi,” tandasnya.
Bahkan menariknya dari tim Kantor Transisi sudah dinyatakan Jokowi tidak otomatis diangkat sebagai menteri.
“Ini menandakan Jokowi tahu bagaimana memposisikan setiap orang di dekatnya dalam kapasitas apa. Kalau ada yang merasa berjasa dan meminta imbalan jabatan berarti dia tidak paham karakter Jokowi. Itu saja,” aku Umbas. (*).