Peter Karl Bart Assa, ST., MSc., PhD
Manado – Kemacetan telah menjadi hal yang biasa bagi warga kota Manado.
Titik macet kini tidak hanya bisa ditemukan di pusat kota yang merupakan kawasan bisnis saja, tapi juga diberbagai ruas jalan di kota Manado.
Hal ini disebabkan oleh volume kendaraan yang terus bertambah tanpa diimbangi dengan luas jalan yang memadai.
Berdasarkan hal ini, pemerintah kota Manado sedang mengupayakan pembangunan tambahan jalur transportasi, seperti rel dan jalan layang.
“Digambar memang terlihat monorail. Tapi dalam aplikasinya tidak harus monorail karena kita harus melihat lagi mana yang lebih cocok bagi kota Manado. Tapi, modelnya nanti alat transportasi yang menggunakan rel atau trem. Selain itu, ada juga jalan layang dan jalan tol. Sejak 2013 kami sudah melakukan study masterplan untuk itu. Untuk menambah akses memang susah, yang bisa sekarang akses jalan layang karena kalau pembebasan lahan susah, apalagi kalau sudah ada yang membangun,” ujar Peter Karl Bart Assa, ST., MSc., PhD, Kepala Bappeda Manado kepada BeritaManado.com, Kamis (7/1/2016).
Pembangunan yang diharapkan segera terlaksana ini, dikatakannya membutuhkan dukungan anggaran dan sinergitas pemerintah.
Hal ini tak bisa dihindari lagi karena biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit.
“Sekarang perlu dilihat, anggaran cukup atau tidak. Per kilo biayanya Rp 200M, itupun harga 5 tahun lalu. Jadi kita akan kerjasama dengan pemerintah pusat. Dalam rangka hal tersebut, sesuai dengan perintah Pak Walikota Manado, hari ini BAPEDDA merampungkan proposalnya. Tentu kami berharap pemprov bersama-sama berjuang, apalagi kalau Gubernur baru dilantik. Setidaknya 5 sampai 10 tahun kedepan, Manado sudah punya jalan layang dan moda transportasi mengunakan rel. Kemacetan tidak bisa dihilangkan, tapi setidaknya dikurangi,” jelasnya. (srisurya)
Baca juga: