Bitung – Dampak pembangunan jalan tol di Kota Bitung mulai dikeluahkan warga.
Warga menilai, semenjak proyek pematangan lahan untuk tol dimulai, volume pasir yang terbawa air hujan makin meningkat menutupi drainase, jalan hingga pemukiman.
Hal itu disampaikan warga Kelurahan Kadoodan Kecamatan Madidir kepada anggota DPRD Kota Bitung, Ronny Boham saat menggelar reses, Sabtu (25/11/2018).
“Kami mohon Pak Ronny menyuarakan dampak dari proyel tol kepada instansi terkait atau pihak pelaksana sebelum mengorbankan masyarakat,” kata warga.
Warga beranggapan, sebelum proyek pematangan lahan dimulai harus melewati kajian Amdal yang didalamnya tentu ada pencegahan dampak banjir pasir.
“Kalau melihat volume pasir yang makin banyak setiap hujan, maka kami menduga proyek tol di Kota Bitung tak memiliki dokumen Amdal,” katanya.
Menanggapi aspirasi warga itu, Ronny menyatakan akan meneruskan ke imstansi terkait serta anggota DPRD yang tergabung di Komisi C.
“Ini harus segera ditindaklanjuti jangan sampai apa yang dikuatirkan warga terjadi, yakni bencana bajir pasir,” kata Ronny.
Ketua Komisi B DPRD Kota Bitung ini tak menampik jika dampak pengerjaan tol sudah mulai dirasakan warga, yakni volume pasir yang terbawa air hujan makin meningkat.
“Kita akan berkoordinasi, apakah kajian pematangan lahan sudah memperhitungkan struktur tanah di Kota Bitung yang berpasir dan rentan longsor saat hujan,” katanya.
Selain masalah dampak pembangunan jalan tol, warga yang hadir juga menyuarakan soal fasilitas olahraga seperti lapangan yang sangat minim, lampu jalan dan pohon perindang serta sisa galian proyek pipa.
Hadir juga dalam Reses itu, Direktur PDAM Kota Bitung, Raymond Luntungan dan sejumlah perwakilan perangkat daerah Pemkot Bitung.
(abinenobm)