AMURANG — Ledakan bom di salah-satu gereja di Kota Solo, Jawa Tengah Minggu (25/09) sekitar pukul 11.40 Wib, membuat warga Minahasa Selatan lebih khusus umat Kristiani yang sedang melaksanakan ibadah di gereja ikut panik. Betapa tidak, warga gereja setelah mendengar di beberapa stasiun televisi langsung mengutuk pelakunya. Memang, pelakunya langsung tewas di TKP. Namun, sangat disayangkan bahwa akibat peristiwa tersebut membuat kita harus lebih hati-hati.
Dari amatan media ini, Minggu (25/09) usai ibadah di gereja-gereja di Amurang, sedikit membuat gusar para anggota jemaat. Memang diakui para pelayan khusus (Pelsus) dan anggota jemaat. Saat mendengar, ada yang langsung ikut mendoakan peristiwa itu. Sebelum para anggota dan pelsus tahu peristiwanya, banyak langsung tahu melalui SMS dan BBM melalui handphone. Tapi, tak cukup lagi. Setiba dirumah, stasiun televisi ikut menyiarkan peristiwa tersebut.
‘’Saya kaget, saya kutuk peristiwa tersebut. Memang, umat non Muslim di Indonesia selalui ditakuti dengan cara seperti itu. Ini karena fakta bahwa pemerintah tak bisa menyelesaikan kasus-kasus soal agama. Akibatnya, peristiwa di Solo terjadi. Sayangnya, peristiwa ini tak lebih hanya satu korban. Sedangkan anggota jemaat yang sedang melaksanakan ibadah di gereja tersebut hanya mengalami luka-luka kecil. Namun, bagi kami umat non muslim, jangan selalu dibuat gusar,’’ ujar Pdt Nicolas Sundalangi, STh Ketua BPMJ GMIM Tesalonika Buyungon Wilayah Amurang Dua ini.
Lanjut Sundalangi, mari kita doakan, supaya kasus seperti ini tak terulang lagi. Namun demikian, kata hamba Tuhan ini menyebut, pihak hukum harus menelusuri oknum-oknum lain yang siap menghancurkan gereja-gereja di Indonesia ini.
‘’Ingat, gereja di tanah Minahasa jangan pula terpancing dengan bom di Solo. Kita harus berjaga bersama-sama di gereja-gereja. Khusus di Minsel, mari pula kita jaga bersama,’’ jelas Pdt Sundalangi.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum Drs Danny Rindengan, menyebut kita disini jangan terpancing dengan bom di Solo. ‘’Jangan terpancing juga jangan terprovokasi dengan keadaan. Kita serahkan kepada pihak polisi,’’ ucap Rindengan.
Sama halnya dengan penyataan Kapolres Minsel, AKBP FX Surya Kumara, bahwa kita umat disini (Kristen, red) jangan terpancing. “Kita juga harus waspada. Memang, disini belum ada instruksi menjaga di jalan Trans Sulawesi. Kalau ada, kami akan melakukan operasi di jalan Trans Sulawesi. Sekali lagi, kita jangan terprovokasi oleh peristiwa di salah-satu gereja di Kota Solo,’’ pungkas Kumara. (ape)