Kotamobagu – Rencana demo warga Lolayan dan sekitarnya yang akan dilakukan Senin (24/3/2014), ternyata bukan hanya gertakan sambal. Bahkan Aktivis Lolayan Bersatu, Khano Tantolawa secara tegas mengatakan kesiapan warga melakukan demo di Kantor Cabang (Kancab) PT PLN Kotamobagu.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Polres Bolmong, mengenai rencana demo yang akan dilakukan hari ini pukul 10.00 Wita di depan Kantor PLN Cabang Kotamobagu,” ungkap Khano.
Menurutnya ada dua tuntutan yang akan dilayangkan warga kepada Kakancab PT PLN Kotamobagu James F kalangi. Pertama meminta pelayanan PT PLN agar dimaksimalkan, mengingat pemadaman listrik di wilayah BMR dianggap sudah sangat merugikan dan meresahkan warga.
Kedua, meminta Kakancab PT PLN Kotamobagu untuk segera turun dari jabatannya apabila tidak bisa melahirkan solusi dan menyelesaikan krisis listrik yang terjadi di BMR. “Massa sudah siap melakukan demo, baik dari wilayah Bolmong maupun Kotamobagu, intinya kita meminta pelayanan yang maksimal dari PLN, apabila tidak ada solusi dari kancab PLN Kotamobagu dalam menangani krisis listrik di wilayah BMR, maka kami meminta agar James F Kalangi segera turun dari jabatan,” tegas Khano.
Terpisah, kalangi saat dikonfirmasi, terkait rencana demo warga BMR tersebut Kalangi mengatakan, secara institusi PLN menyadari dan memahami kekecewaan masyarakat akibat dari pemadaman listrik sekarang ini. “Untuk itu kami mohon maaf, atas pelayanan yang belum optimal dan sesuai harapan kita semuanya. Tidak ada yg ingin mati lampu, namun keterbatasan pelayanan ini bukan hanya terjadi di BMR tapi di Sulutenggo. Manajemen PLN sudah merencanakan menambah kapasitas mesin, termasuk di PLTD Kotamobagu,” jelasnya.
Menurutnya, demo warga bukanlah solusi yang terbaik. Namun demo jugakan tidak dilarang, asalkan sesuai dengan aturan yang berlaku karena disaat kampanye tidak cocok dilakukan, akan mengganggu keamanan dan kenyamanan.
“Mari kita diskusikan bersama, kami siap untuk melayani. Mari bersama kita bangun BMR ini dgn kearifan dan kecerdasan. Kita duduk bersama membahasnya,” katanya.
Saat ditanya tanggapannya mengenai permintaan warga agar ia turun dari jabatan apabila tidak mampu menyelesaikan krisis listrik diwilayah BMR, Kalangi hanya mengatakan terima kasih. “Jabatan itu adalah suatu resiko, bukan kesenangan dan bukan segalanya. kekurangan dan kelebihan seseorang, bukan hanya dinilai dari satu sisi. NKRI adalah negara hukum, salurkan aspirasi dan konspirasi sesuai tatanan yg berlaku. Saya salut kritikan dari warga yang cerdas dan terdidik,” katanya.
Meski demikian, iapun memohon maaf atas ketidaknyamanan karena kestabilan distribusi listrik yang masih sering terganggu. “Solusinya sudah ada, menunggu direalisasikan. Proses sementara berlangsung di Kantor Wilayah di Manado,” katanya.(harismongilong)