BITUNG—Ratusan hingga ribuan masyarakat Kota Bitung yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bitung Menggugat dan Himpunan Pengusaha Kecil Nelayan (HIPKEN) menolak kebijakan pemerintah mencabut minyak tanah (MT) bersubsidi. Hal ini dutunjukkan lewat aksi demo Kamis (17/11) dilakukan di Terminal BBM Pertamina Kota Bitung, Kantor Walikota dan Kantor DPRD Kota Bitung dengan tujuan meminta agar kebijakan pemerintah untuk melakukan konversi MT ke gas elpiji dibatalkan.
“Kami meminta agar pihak pertamina melakukan pembatalan penerapan konversi MT ke gas elpiji karena kebijakan tersebut belum siap dijalankan oleh masyarakat Kota Bitung,” kata salah satu perwakilan Aliansi Rakyat Bitung Menggugat, Petrus Rumbayar.
Apalagi menurut Rumbayar, sosialisasi yang dilakukan pihak pertamian soal penggunaan kompor gas dan tabung 3 kg hanya dilakukan ditingkat kecamatan saja. Akibatnya sebagian besar masyarakat Kota Bitung masih takut untuk beralih menggunakan kompor gas.
“Jumlah pembagian kompor gas dan tabung tidak sesuai dengan jumlah kepala keluarga di Kota Bitung, nah jika MT bersubsidi tetap dicabut maka masyarakat akan menggunakan bahan bakar apa untuk memasak,” katanya.
Rumbayar juga meminta penjelasan soal kuota penyaluran MT terhadap pangkalan saat ini. Pasalnya sejumlah pangkalan mengaku mendapat pasokan yang dikurangi sehingga memicu permainan harga yang tidak sesuai lagi dengan HET.
Sementara itu, ketua HIPKEN Kota Bitung, Jefry Sakuni meminta agar kebijakan tersebut ditinjau kembali. Karena menurutnya, sebagian besar nelayan di Kota Bitung bergantung pada MT sebagai bahan bakar untuk melaut sehingga pihaknya terancam kehilangan pekerjaan jika kebijakan tersebut dipaksakan.
“Ingat saat ini belum ada perahu yang menggunakan bahan bakar gas untuk melaut, tapi MT. Dan kami minta agar ini diperhatikan oleh pertamina dan pemerintah,” katanya.
Untuk itu, Sakuni mendesak pemerintah pusat mengkaji ulang langkah-langkah konversi MT Ke gas elpiji dengan melihat kebutuhan masyarakat kecil yang masih membutuhkan bahan kabar tersebut. Juga mendesak pemerintah memperhatikan kebutuhan nelayan tradisional atas minyak tanah.
“Kami mendesak Pemkota Bitung dan DPRD Kota Bitung mengeluarkan rekomendasi pembatalan konversi MT,” katanya.
Aksi ini sendiri berjalan dengan aman, kendati sejumlah masyarakat yang terdiri dari para ibu-ibu sempat terprofokasi jika akan ada pembangian MT dari Terminal BBM Pertamina Kota Bitung. Akibatnya puluhan warga langsung berbondong-bondong mendatangi lokasi dengan membawa galon dan mulai menjejer galon dengan harapan mendapat MT. Namun setelah mendapat penjelasan dari petugas, mereka membubarkan diri.(en)