Bitung – Ratusan warga Batuputih Atas dan Bawah, Selasa (26/11/13) mendatangi kantor DPRD Kota Bitung. Kedatangan warga Batuputih ini untuk menyampaikan aspirasi terkait pembangunan sarana dan prasarana pendukung wisata di Taman Wisata Alam (TWA) Tangkoko.
Warga menilai, pembangunan akses jalan di wilayah TWA Tangkoko merusak lingkungan dan mengancam keberdaan satwa. Dan warga sudah sepakat untuk menyatakan penolakan dan meminta proyek dari Kementerian Kahutanan tersebut dihentikan tapi kenyataannya suara warga tak digubris pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut.
“Dalam pertemuan terakhir dengan pihak BKSDA kami meminta agar proyek dihentikan karena hanya merusak lingkungan, tapi kenyataannya proyek tetap berlanjut menggusur pohon-pohon menggunakan alat berat,” kata salah satu perwakilan warga, Alfons Wodi.
Melihat proyek tersebut tetap berjalan, warga terus berupaya melakukan penghadangan kendaraan proyek. Namun sayangnya, warga malah menjadi incaran pihak kepolisian karena dianggap menghalang-halangi pekerjaan.
“Tak terhitung kami melakukan penghadangan tetapi selalu tidak berhasil karena pihak kontraktor selalu melibatkan aparat kepolisian ketika akan mulai bekerja,” katanya.
Lebih menariknya lagi, proyek pembukaan lahan tersebut dilakukan kontraktor pada malam hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari aksi penghadangan dari warga mengingat pada siang hari warga melakukan penjagaan.
“Kami harap DPRD bisa mendengar aspirasi kami dan memberikan rekomendasi untuk menghentikan proyek tersebut karena hanya merusak lingkungan,” katanya.
Sementara itu, aspirasi warga Batuputih ini diterima Katua Komisi A, Victor Tatanude bersama sejumlah anggota DPRD lainnya. Dimana Tatanude berjanji untuk menindaklanjuti apa yang disampaikan warga Batuputih.
“Hutan yang ada di TWA Tangkoko adalah milik kita bersama dan kita harusnya berterimakasih kepada warga Batuputih yang sampai saat ini masih setia menjaga hutan tersebut,” kata Tatanude.
Harusnya kata Tatanude, pihak BKSDA mendengar apa yang disampaikan warga Batuputih karena merekalah yang tahu persis soal TWA Tangkoko. “TWA Tangkoko itu masih terjaga sampai saat ini karena jasa dari warga Batuputih yang selama ini tetap menjaga amanah leluhur mereka untuk menjaga hutan,” katanya.(abinenobm)