Manado – Djouhari Kansil adalah Wakil Gubernur Sulut warga Nusa Utara, disebut oleh pihak tolak tambang di Pulau Bangka, Kansil sebagai satu diantara wakil Nusa Utara pilihan rakyat Nusa Utara di Pulau Bangka yang tak peduli warga Nusa Utara di pulau itu.
Bukan hanya tidak peduli, Wagub Kansil serta pihak Dewan Provinsi Sulut dari Nusa Utara dinilai tutup mata akan tertindasnya warga Nusa Utara di pulau yang bakal jadi lokasi pertambangan bijih besi di Kabupaten Minahasa Utara.
“Di saat kami ‘babak belur’ dan ‘cedera’ oleh kebijakan yang dibuat pemerintah, kalian justru diam membisu atau malah bersekongkol menghancurkan Suku Nusa Utara dari Pulau Bangka???” tulis pihak penolak tambang. (baca: Save Bangka Island, PT MMP Kembali Disoal)
Kepada BeritaManado.com, Wagub Kansil mengakui bukannya tidak ada kepedulian terhadap warga di Pulau Bangka khususnya yang menyatakan warga Nusa Utara di sana. Tapi harus dilihat dulu, apakah betul ada yang ditindas disana.
“Itu musti lia begitu dulu. Apakah betul ada yang ditindas disana? Apa yang ditindas disana? Io to?,” tegas Kansil pada BeritaManado.com, Jumat (10/4/2015) siang di Kantor Gubernur Sulut.
Dikatakan Kansil, saat ini perusahaan belum kerja menghasilkan.
“Saya kira, apa namanya, saya bukan membela perusahaan,” ujar Kansil
Sehingga menurut Kansil, apa yang perusahaan ambil untuk manfaatkan, perusahaan langsung bayar disitu. Semisalkannya, tanah mereka, mereka kembalikan, lalu tenaga kerjanya. Dari situ juga ada bantuan mereka terhadap kampung itu.
Ditambahkannya, pihak pemerintah juga tidak mau masyarakat itu tertindas, diharapkan dengan adanya industri bisa menyejahterakan masyarakat situ.
“Bukan tutup mata kita. Nda ada orang, pemerintah yang suka masyarakatnya tertindas, itu!,” tegas Kansil.
Diharapkan Kansil, pihak perusahaan itu nantinya juga tidak merugikan masyarakat, tapi perusahaan harus menyejahterakan masyarakat, sehingga ada manfaatnya bgi masyarakat, bukan hanya pada perusahaan, tapi utama pada masyarakat itu sendiri. (robintanauma)
Baca juga:
Save Bangka Island, PT MMP Kembali Disoal