Likupang-Lepas dari kasus dugaan korupsi yang tengah berproses di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulut, namun ribuan masyarakat Likupang Timur khususnya desa-desa di pesisir pantai, sudah merasakan manfaat pembangunan tanggul pemecah ombak.
Hal ini disyukuri Bupati Minahasa Utara (Minut) Vonnie Anneke Panambunan. Bahkan, dalam pertemuan dengan masyarakat Desa Likupang II, Senin (4/9/2017), Panambunan sedikit “curhat” tentang pembangunan tanggul tersebut.
“Sebelum saya jadi bupati, gubernur (Sinyo Sarundajang, red) bersama dinas minta ke pusat untuk dibuat penanggulangan bencana ini, dan ada gambar-gambarnya sehingga saya menjadi bupati di tahun 2016 uang itu sudah ada sejak saya belum menjadi bupati. Dan uang itu sudah dikasih kepada BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) pusat dan siap pakai bukan harus ditender,” ujar Panambunan.
Lebih jauh, kata Panambunan, ketika dananya turun maka langsung dikerjakan.
“Ada aturannya dalam undnag-undang, bahwa ini (pembangunan, red) dalam keadaan darurat (sehingga tidak perlu ditender, red). Dan setelah ini dibuat langsung dipriksa, bukan tidak diperiksa. Ini bukan karena ibu bupati suka buat, tidak. Ini masyarakat punya permintaan dan telah ditandatangani oleh Gubernur Sulut Sarundajang waktu itu. Dan setelah dikerjakan kemudian diperiksa, kalau memang ada kekurangan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan, red) pasti dikembalikan. Dan ada surat resmi dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan, red) anggota 3, inspektorat, BNPB,” jelas bupati pertama pilihan masyarakat Minut itu.
Dikatakan Panambunan, dia merasa sedih ketika mendengar masyarakat pesisir pantai harus mengalami musibah banjir rob (banjir akibat naiknya air laut, red) atau rumahnya rusak akibat terjangan ombak yang kuat.
“Ini merupakan anugerah Tuhan, dengan adanya pembangunan di Desa Likupang II. Seperti tanggul pemecah ombak, masyarakat tak lagi kuatir ketika ombak besar datang, masyarakat tidak harus mengungsi ke tempat tinggi,” ujar Panambunan.
Ia pun meminta dukungan doa dari masyarakat terhadap kepemimpinannya di Minahasa Utara.
“Tolong doakan terus saya agar tetap sehat diberkati sehingga bisa memimpin daerah ini dengan baik. Saya akan berusaha terus supaya menjadikan Likupang ini lebih baik lagi. Dulu disini gelap kan? Selalu banjir disini, sekarang mobil boleh parkir. Sekarang disini sudah terang, sudah ada lampu. Jadi kalau ada bicara-bicara apa, saya percaya Tuhan akan membela saya,” kata Panambunan.
Sementara itu, Hukum Tua Desa Likupang II Sarjan Maramis mengatakan mewakili masyarakat setempat mengapresiasi pemerintah VAP-JO yang beberapa waktu lalu sudah membangun penahan ombak.
“Dampak dari pembangunan tanggul pemecah ombak ini sudah dirasakan dan dinikmati masyarakat. Dua kaki ada ombak besar namun tidak lagi banjir rob. Terima kasih kepada Bupati Minut,” ujar Maramis.
Kehadiran Bupati Minut dan jajaran Pemerintah Kabupaten disabut baik oleh pemerintah dan masyarakat setempat, diantaranya Camat Liktim Donny Rondonuwu, Hukum Tua Desa Likupang Timur Sarjan Maramis, legislator Minut asal Likupang Sarhan Antili dan perangkat kecamatan serta desa.
Pada kesempatan itu Bupati Panambunan didampingi Dandim 1013 Bitung Letkol Inf Deden Handayana SE, Asisten II Allan Mingkid, dan kepala perangkat daerah meresmikan Rumah Jaga Pemerintah Kabupaten Minut Desa Likupang ll Kecamatan Likupang.
Menurut Hukum Tua Sarjan Maramis, dibangunnya rumah jaga ini sebagai tindaklanjut ditetapkannya Likupang sebagai Khawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.
“Likupang menjadi KEK Pariwisata sehingga dibangun rumah jaga ini untuk menjaga ketertiban keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung pantai khususnya turis lokal maupun mancanegara dan mengantisipasi dampak bencana alam,” jelas Maramis.(findamuhtar)