Bitung – Politisi Kota Bitung, Ridwan Lahiya menumpahkan kekesalannya di media sosial terkait valentine. Ia mengaku kesal dengan tindakan salah satu sekolah yang meminta siswanya untuk membawa coklat dalam rangka merayakan valentine.
“Tadi siang sempat berdebat di sekolah karena guru-guru memerintahkan murid-murid membawa coklat untuk merayakan hari valentine. Langsung saja saya damprat guru-gurunya,” tulis Ridwan di status facebooknya, Senin (15/2/2016).
Ia menilai, tindakan guru tersebut merupakan pembodohan buat generasi muda yang adalah bibit masa depan bangsa. Dan meminta tenaga pendidik atau guru harusnya bisa lebih cerdas dalam menyikapi sebuah fenomena, apalagi fenomena tersebut tidak jelas asal-usulnya serta bukan budaya bangsa, apalagi agama yang dianut tidak memberi referensi sama sekali tentang pelaksanaan dan ritus sebuah kegiatan.
“Masak hari perayaan setan dijadikan referensi untuk berkasih sayang. Alangkah bijak para guru mencari refrensi yang berasal dari nudaya sendiri dan menjadikan itu sebagai momentum hari kasih sayang,” katanya.
Harusnya kata dia, ketika Toar dan Lumimuut pertama kali bertemu, kenapan bukan itu dijadikan sebagai dasar perayaan hari kasih sayang dan kembangkan sehingga menjadi kekayaan budaya. Dan dibuat agenda tahunan agar bisa menarik wisatawan.
“Dengan demikian akan berimbas kepada ekonomi daerah dengan datangnya pelancong. Dan yang terpenting generasi kita selamat dari pesta seksual dan penyimpangan-penyimpangan perilaku yang bertentangan dengan hukum agama dan hukum negara juga hukum adat kita,” katanya.(abinenobm)