Bitung—Sumiati Antolonga (42) mengaku begitu syok ketika mendapat kabar jika anak keduanya PTK alias Pus (14) menjadi korban penganiyaan dan ditelanjangi didepan umum. Ia mengaku hanya bisa menangis sekuat-kuatnya dan tidak bisa berbuat apa-apa mengetahui putrinya diperlakukan sadis oleh ke-4 pelaku hanya karena cemburu.
“Seandainya di tempat saya ada pesawat, pasti saat menerima kabar saya langsung datang. Tapi sayang di Waitina Kabupaten Kepulauan Sula Maluku Utara transportasi hanya bergantung pada kapal laut untuk berpergian,” kata Sumiati beberapa waktu lalu ketika menghadiri sidang lenjutan Pus.
Ia sendiri mengaku sangat terpukul dan mengutuk perbuatan SAP alias Orin (14), MP alias Sandra (32), SL alias Sendy (24) dan IY alias Ivon (29) terhadap putrinya. “Seandainya ketika kejadian saya ada disini pasti saya akan bunuh mereka. Saya tidak peduli mau masuk penjara atau dihukum berapa tahun, yang penting saya bisa membalas perbuatan mereka,” katanya dengan suara bergretar menahan emosi.
Sumiati mengaku baru mengetahui kabar tentang Pus setelah kasusnya sudah sementara dilimpahkan ke persidagan. Dimana ia mendapat kabar dari Ketua LSM Pusat Penanggulangan Informasi KDRT, Trafficking dan Perlindungan Anak (Puspikta) Kota Bitung, Merry Supit.
“Saya lupa tanggal berapa ketika Ibu Supit menghubungi saya via telepon, namun yang jelas beberapa hari setelah mendapat kabar saya langsung datang kemari. Dan selesai sidang saya akan ajak Pus ikut bersama saya ke Waitina,” katanya.
Sementara itu menurut Supit, dirinya mencoba berbagai cara untuk mencari tahu keberadaan Sumiati. Kendati itu membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk melacak ibu Pus hanya untuk memberikan kabar tentang nasib naas yang menimpa putrinya.
“Beruntung beberapa waktu lalu saya mendapat informasi dan nomor telepon Sumiati. Saya langsung menghubunginya dan memberitahukan apa yang dialami Pus, dan bersykur saat ini ia dan Pus sudah bertemu dan mendapingi setiap persidagan,” kata Supit.(enk)