Bitung – Sejumlah lurah dan Kepala Lingkungan (Pala) serta RT mengaku mulai dilanda Harap-harap Cemas (H2C) pasca Pemilu calon legislatif (Pilcaleg). Pasalnya, apa yang diperintahkan untuk mengamankan suara sejumlah Caleg dan partai tak berjalan maksimal dilapangan.
Akibatnya, sejumlah lurah, pala dan RT menyatakan tinggal menghitung hari kapan mereka akan diganti karena dianggap tak mampu mengamankan petunjuk dalam Pilcaleg beberapa waktu lalu. “Saat ini terus terang kami gelisah karena perolehan suara Caleg dan salah satu partai tak sesuai dengan harapan. Dan kami siap menerima konsekuen jika memang harus diganti,” kata salah satu lurah di Kecamatan Maesa yang identitasnya dirahasiakan, Minggu (20/4/2014).
Ia mengaku, sehari setelah hari pencoblosan tanggal 9 April lalu, dirinya beberapa kali dihubungi sejumlah pejabat untuk meminta laporan dan alasan sehingga apa yang diamanatkan tak berjalan. “Lewat handphone saya dimarahi hingga dimaki karena suara Caleg dan partai tak sesuai dengan apa yang diperintahkan. Sebagai bawahan saya hanya bisa siap salah,” katanya.
Hal senada juga dikatakan sejumlah Pala dan RT di Kecamatan Mandiri. Dimana mereka mulai ketakutan karena sudah beredar kabar jika nama-nama mereka sudah masuk daftar untuk diganti karena dianggap tak patuh terhadapan pimpinan.
“Kami hanya bisa pasrah, kalaupun diganti hanya karena suara Caleg dan partai yang diinstruksikan untuk diamankan tak memuaskan kami terima,” kata salah satu Pala di Kecamatan Madidir.
Para Pala hanya bisa berharap, pimpinan atau atasan mereka bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan untuk memberhentikan mereka. Bukan hanya karena alasan perolehan suara dalam Pilcaleg lalu mereka harus diganti.(abinenobm)