Bitung—Upacara peringatan hari pahlawan yang diperingati di halaman kantor walikota, Sabtu (10/11) pagi dinilai amburadul. Selain pelaksanaanya tidak sesuai jadwal alias molor, pihak panitia terkesan tidak siap karena disaat sejumlah undangan peserta upacara sudah berada dilokasi, panitia masih sibuk mencari petugas penggerek bendara.
“Kok hari pahlawan panitianya sibuk mencari penggerek bendera, ujung-ujungnya sejumlah staf Pemkot yang mengambil alih tugas tersebut,” kata salah satu peserta upacara, Friando Onthoni mahasiswa STIE Petra.
Onthoni bersama puluhan rekan-rekannya mengaku kesal dengan sikap yang ditunjukkan Pemkot sebagai pihak penyelenggara. Karena kesannya tidak menghormati hari bersejarah tersebut dan menggelar upacara bendera asal-asalan.
“Diundangan tertulis jam 07.00 Wita tapi nanti upacara dimulai jam 8 lewat karena insiden panitia tidak siap dan sibuk mencari penggerek bendera. Apa ini bentuk penghargaan terhadap pahlawan,” katanya dengan nada kesal.
Tak hanya itu, menurut mahasiswa lain, Yusuf Kumadji akibat dari ketidaksiapan panitia, para peserta upacara ikut-ikutan tidak disiplin. Buktinya, barisan PNS paling ribut selama proses upacara berjalan.
“Harusnya mereka (PNS red) yang memberikan contoh, ini malah mereka yang memberikan teladan kurang baik dengan bercakap-cakap sambil tertawa selama upacara. Apalagi ketika proses pengibaran dan walikota memberikan sambutan, mereka tidak mempedulikan,” kata Kumadji.
Selain itu, lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan tidak selaras dengan proses penaikan bendera. Karena lagu Indonesia Raya sudah selesai dinyanyikan, bendera baru mencapai setengah tiang.
“Uapacara peringatan hari pahlawan tahun ini betul-betul sangat mengecewakan,” katanya.(enk)