Pemateri PAUD Dikmas Provinsi Sulut Mulyana S.Pd
Boroko, BeritaManado.com – Ungkapan bermain adalah belajar dianggap oleh sebagian orang merupakan suatu yang bertolak belakang untuk diterapkan pada proses belajar mengajar anak.
Namun rupanya cara ini adalah hal yang paling ampuh untuk diterapkan pada anak usia dini agar mereka bisa berkembang utuh dikemudian hari.
Demikian garis besar yang disampaikan pemateri PAUD Dikmas Provinsi Sulut Mulyana S.Pd pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) di Bolmut, Senin (11/10/2021) kemarin.
Kegiatan Bimtek yang diinisiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Bolmut itu mengambil judul; pengelolaan lingkungan belajar berkualitas di satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bagi Pusat Kegiatan Gugus (PKG) Bolmut.
Kegiatan itu dilaksanakn selama 2 hari kedepan, Senin sampai dengan Selasa (12/10/2021), bertempat dirumah makan Coach, kompleks kawasan batu pinagut, Kecamatan Kaidipang, Bolmut.
Menurut Mulyana S.Pd, tujuan belajar anak itu tidak perlu muluk, cukup sampai pada pemahaman sederhana mengenai lingkungan dan manusia yang ada di sekitarnya.
“Anak-anak tidak perlu merasa terbebani, sebab jika mereka menjalankannya dengan senang, belajar pun akan terasa menyenangkan,” ujarnya.
Didepan 20 perserta Bunda PAUD, Mulyana menekankan kepada bunda-bunda PAUD agar sebisa mungkin membuat situasi tetap nyaman, menyenangkan, mengasihkan, serta membuat suasana membahagiakan.
“Sebab itulah dunia anak-anak, kita harus mampu membuat mereka seperti itu,” terangnya.
Katanya, tidak perlu ada paksaan dalam belajar, karena apa yang selalu dikerjakan anak hasilnya adalah bagus, meski kertas yang dipakainya robek.
Kabid Dikmas dan Paud Dikbud Bolmut Hilda Potabuga (Kanan) saat mendampingi narasumber Mulyana S.P d (Kiri)
“Tidak perlu ada kekhawatiran anak tidak bisa membaca, pasti akan bisa. Apalagi anak-anak sekarang, belum ditulis sudah dibaca,” sebut dia.
Ia pun mengurai beberapa materi yang penting, satu diantaranya termasuk kemitraan lembaga PAUD dan orang tua dalam proses belajar anak.
“Kemitraan ini harus terjalin dengan baik, agar mampu memhami konsep bermain dan belajar. Sehingga tidak terjebak dengan target kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada anak usia dini,” ungkapnya.
Sebab banyak problematika yang masih ditemui dilapangan, dimana proses belajar yang kurang memperhatikan usia dan tingkat perkembangan anak.
“Masih ada fakta-fakfa di lapangan ditemukan pemaksaan di konten akademik pada aspek-aspek tertentu, padahal itu merupakan tuntutan Sekolah Dasar (SD),” bebernya.
Maraknya proses pembajaran yang berorientasi pada kemapuan akademik, menurut dia, membuat anak usia dini berpengaruh pada tingkat kesejahteraan hidupnya.
“Jadi yang terpenting yang harus dicapai dalam pendidikan anak usia dini adalah kesenangan anak untuk berpartisipasi di dalam aktivitas-aktivitas sekolah,” kuncinya.
(Nofriandi Van Gobel)