Langowan, BeritaManado.com — Umat Karolik Stasi Maria Mater Redemptoris Kawatak siap menggelar prosesi jalan salib hidup pada perayaan Jumat Agung, Jumat (18/4/2025) mendatang.
Ketua Stasi Maria Mater Redemptoris Kawatak Jonly Paslima, kepada BeritaManado.com, Minggu (13/4/2025) kemarin mengatakan bahwa prosesi jalan salib hidup terus dimatangkan.
“Para pemeran dalam prosesi jalan salib hidup ini melibatkan anak-anak remaja, Sobat Misdinar dan Orang Muda Katolik,” ungkap Jonly Paslima.
Ditambahkannya, prosesi jalan salib hidup sudah menjadi tradisi bagi umat Katolik Stasi Maria Mater Redemptoris Kawatak.
“Meski demikian, selaku pimpinan stasi, kami menekankan bahwa pelaksanaan prosesi jalan salib hidup ini agar tidak menjadi pertunjukan rutin tahunan. Akan tetapi dapat menjadi saliran berkat bagi umat,” ujar Jonly Paslima.
Pada bagian lain, dua pemeran utama yaitu Yesus dan Maria merupakan sosok yang sangat aktif dalam pelayanan gerejani khususnya sebagai Putra Putri Altar (PPA).
Yesus diperankan oleh Leonardo Rauan sementara Maria (ibu Yesus) diperankan oleh Shevania Wungkar.
Menariknya, sebagai momentum iman, seluruh pemeran yang akan ambil bagian dalam prosesi jakan salib hidup ini mendapatkan berkat khusus dari Pater Angel OCD dalam Misa Minggu Palma kemarin.
Baik Leonardo dan Shevania, sama-sama menagkui bahwa peran yang akan dilakoni bukan untuk pertumjukan drama teatrikal.
“Yang menjadi tantangan bagi saya yaitu bagaimana menghidupkan karakter Yesus yang mengalami penderitaan yang sangat berat, bahkan sampai rela mati untuk menebus dosa manusia,” ungkap Leonardo.
Sementara Shevania juga menuturkan hal serupa, dimana dirinya menyadari bahwa figur Maria bukan sekedar pelengkap dari prosesi jalan salib hidup.
Menuritnya, Bunda Maria adalah salah satu tokoh utama dari perjalanan penderitaan Yesus sejak ditangkap di Taman Getsemani hingga sisalib di puncak Golgota.
“Tidak ada banyak kata yang terucap dari sosok Bunda Maria. Akan tetapi kehadirannya yang terus mendampingi Yesus dalam perjalanan penderitaan-Nya mau menunjukkan kesetiaan untuk memberikan cinta dan penghiburan kepada orang-orang yang membutuhkan sukungan. Karakter inilah yang harus saya hidupkan dalam prosesi jalan salib hidup nanti,” tuturnya.
Keduanya pun berharap, bahwa jalan salib hidup pada Jumat Agung nanti tidak sekedar menjadi tontonan unat, namun dapat memberikan dorongan semangat untuk selalu bangkit jika mengalami cobaan.
“Marilah kita belajar bagaimana taat dan menyandarkan hidup kepada Allah seutuhnya. Hal ini sebagaimana ditunjukkan langsung oleh Yesus dan Bunda Maria,” kata Leonardo dan Shevania.
(Frangki Wullur)