“Ditemukan Praktik Perjokian”
BITUNG — Ujian paket C setingkat SMA yang mulai diselenggarakan Dikpora kota Bitung, Selasa (05/07) terancam dibatalkan. Pasalnya ujian yang diikuti 369 orang peserta tersebut diduga kuat menggunakan praktik perjokian dan indikasi ini dikuatkan dengan pengakuan sejumlah peserta maupun joki sendiri.
“Saya diberi imbalan Rp200 ribu oleh salah -satu kepala sekolah untuk mengikuti ujian menggantikan salah-satu peserta ujian paket C,” kata salah satu joki yang begitu leluasa memusuki ruangan ujian tanpa sepengetahuan panitai dan pengawas.
Malah ada salah-satu siswi yang mengaku baru lulus SMP tahun ini hadir di SMP Negeri 2 kota Bitung yang menjadi lokasi pelaksanaan ujian, khusus untuk mengganti saudaranya yang akan ikut ujian tersebut. Namun sayangnya, ketika akan masuk ruangan, peserta yang akan digantikan sudah hadir.
Lebih parahnya lagi, menurut pengakuan peserta lain, ketika pengawas melakukan pembagian soal ujian, salah-satu pengawas mengingatkan agar para joki menulis nama peserta yang diwakilkan di lembaran jawaban.
“Saya ingatkan kepada joki agar menulis nama peserta yang diwakilkan di lembar jawaban, bukan nama joki,” ujar salah-satu peserta menirukan apa yang dikatakan oknum pengawas yang beinisial Drs LK.
Peserta ini sendiri mengaku kaget dengan pernyataan Drs LK tersebut, karena
setahu dirinya tidak diperkenankan untuk menggunakan jasa joki dalam ujian
tersebut. Namun menurut Drs LK, dalam mengikuti ujian paket C peserta dapat diwakilkan atau dengan kata lain bisa menggunakan jasa joki.
Sementara itu, masalah praktik perjokian dalam ujian paket C ini sendiri dibantah tegas oleh pihak panitia. Dimana menurut sekretaris panitia ujian paket C Dikpora kota Bitung, Barnece Lumaja, pihaknya menjamin dalam pelaksanaan ujian paket C tahun ini bebas dari perjokian.
“Tidak ada joki dan kami jamin itu,” tegas Lumaja.
Malah wakil katua panitia, John Palohan juga ikut menegaskan jika pihaknya bisa menjamin 100 persen ujian paket C tersebut bebas dari joki.
“Sebelum peserta masuk ruangan kami sudah mengumumkan masalah tersebut dan jika ketahuan tentu akan langsung kami tindaki dengan mengeluarkan dari ruangan,” kata Palohan.
Tak hanya itu, sanksi paling berat menurut Palohan jika ujian paket C tersebut
benar-benar ditemukan joki, maka akan membawa dampak buruk. Karena pihak provinsi bisa saja melakukan pembatalan terhadap ujian paket C.
“Jelas masalah joki ini sangat berbahaya, karena jika sampai ketahuan ada joki maka pihak provinsi akan melakukan pembatalan dan tentu ini sangat merugikan,” jelas Palohan seraya berjanji akan melakukan rasia joki nanti di hari kedua dengan alasan waktu terbatas. (en)