MANADO – Aksi demonstrasi pendukung pihak rektorat Unsrat di DPRD Sulut, Senin (19/3) siang tadi yang menuntut DPRD Sulut tidak masuk campur masalah Unsrat dinilai sebuah tuntutan yang salah kaprah bahkan bersifat membodohi mahasiswa.
Hal tersebut dikatakan Taufik Tumbelaka, pengamat politik pemerintahan Sulut. Menurutnya, pihak rektorat semestinya dapat memberikan pendidikan politik yang cerdas kepada mahasiswa bukan sebaliknya melakukan pembodohan demokrasi karena Unsrat juga berada di Sulawesi Utara.
“Siapapun di provinsi ini yang merasa dirugikan berhak menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyat. Unsrat berdiri di tanah Sulawesi Utara dan semua komponen yang ada di Unsrat juga adalah warga Nyiur Melambai sehingga sangat naif jika ada yang mengatakan DPRD Sulut tidak berhak masuk campur,” tukas Tumbelaka.
Mantan aktifis UGM ini bahkan menilai Rektor Unsrat Donald Rumokoy tidak memiliki kemampuan leadership sebagai seorang pemimpin. “Konflik Unsrat yang berlarut-larut semakin membuktikan Rektor Donald Rumokoy tidak memiliki kemampuan leadership. Sebagai seorang pemimpin dia harus mampu merangkul, dia sudah harus menginventaris dan mengidentifikasi masalah,” tambahnya.
Masih menurut Tumbelaka, Rumokoy semestinya harus melakukan evaluasi karena permasalahan Unsrat kali ini dapat menjadi titik balik melakukan perubahan mendasar untuk menjadikan Unsrat lebih baik.
Diketahui, aksi demonstrasi yang mengatasnamakan mahasiswa dan civitas akademika Unsrat diterima anggota deprov Meiva Lintang, Sus Sualang, Ivone Bentelu, James Sumendap, Netty Pantow, Jhon Dumais dan Ayub Ali. (jerry)