
Kelompok Musik Bambu Klarinet dari Desa Atep Satu Kecamatan Langowan Selatan
Langowan, BeritaManado.com — Keberadaan suatu daerah tidak bisa dilepaskan dari eksistensi budaya sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki.
Dalam konteks upaya untuk mewujudkan Kota Langowan sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB), perlu juga memperhatikan unsur-unsur budaya daerah, apalagi yang nyaris punah.
Bagi masyarakat Langowan, keberadaan kelompok Musik Bambu di Desa Atep Satu Kecamatan Langowan Selatan patut mendapatkan perhatian.
Situasi yang cukup menprihatinkan juga terarah pada bahasa daerah Tontemboan yang hampir tidak terdengar lagi dalam percakapan sehari-hari di masyarakat.
Berangkat dari kesadaran akan ancaman kepunahan terhadap budaya daerah ini, sekelompok anak muda Langowan atas arahan para tokoh masyarakat sepakat untuk melakukan terobosan nyata.
Berada dalam satu frekuensi dengan upaya untuk mewujudkan Kotq Langowan, digahaslah Festival Budaya.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengankat kembali semua unsur yang menjadi potensi budaya daerah dalam bingkai Festival.
Hal ini sebagaimana diutarakan Kerua Panitia Pelaksana Festival Budaya Kota Langowan Hizkia Warankiran kepada BeritaManado.com, Minggu (25/5/2025).
Menurutnya, generasi muda punya andil besar untuk melestarikan budaya daerah.
“Kami menyadari sepenuhnya bahwa eksistensi budaya daerah di Langowan harus segera diangkat kembali agar tidak hilang ditelan waktu. Dengan akan digelarnya Festival Budaya, diharapkan akan tumbuh kecintaan terhadap budaya dan tradisi Tou Langowan,” ungkap Hizkia Warankiran.
Sebagaimana diketahui, Festival Budaya Kota Langowan diagendakan akan digelar pada Juli 2025.
(Frangki Wullur)