
Tradisi basah-basahan para imam baru di Seminari Pineleng, Sabtu (3/5/2025)
Pineleng, BeritaManado.com — Setiap imam baru Keuskupan Manado yang baru ditahbiskan ternyata punya sebuah tradisi unik yang kental dengan makna perjuangan.
Hal ini sebagaimana diutarakan Pastor Frans Mandagi Pr yang dahulu pernah merasakan hal yang sama.
Tradisi basah-basahan atau siram menyiram setelah Misa tahbisan itu di Seminari Pineleng sekikas terlihat seperti tidak manusiawi dan kekanak-kanakan.
Hal tersebut mau mengingatkan para imam baru bahwa mereka dahulu pernah mengalami pendidikan di Seminari pasti pernah merasakan perjuangan yang tidak mudah.
“Perjuangan para imam baru sewaktu masih menjalani studi sekitar 8 tahun di Seminari itu tidak mudah. Mereja harus belajar keras dengan berbagai dinamika. Namun berkat rahmat Tuhan, mereka yang ditahbiskan adalah pilihan,” ungkap Pastor Frans Mandagi.
Perjuangan itulah yang disimbolkan dengan siraman air yang bahkan beraroma busuk.
Di lain sisi, dengan adanya tradisi tersebut, imam yang baru ditahbiskan diingatkan akan perjuangan itu dan jangan pernah dikhianati.
Makna ini juga kedepan untuk menjaga rahmat imamat dan oleh karena itu dibutuhkan doa dan usaha yang keras, karena tahbisan bukan akhir dari perjuangan.
“Para seminaris sebagai teman-teman seperjuangan dan para imam yngg sekarang menjadi sahabat mereka yang dtahbiskan akan saling mendukung dan memberi kekuatan. Air menjadi simbol perjuangan dan kekeluargaan,” ujarnya.
(Frangki Wullur)