Amurang—Ketua Fraksi Pelangi Minahasa Selatan (FPMS) DPRD Minsel, Donald Toloh, SE menegaskan, Benteng Portugis yang dibangun sekitar tahun 1512 hingga saat ini tabiar. Memang, awalnya benteng ini menjadikan Amurang sebagai pintu masuk antara Ternate. Olehnya, Pemkab Minsel harus memugar benteng tersebut. Sebab, Benteng Portugis ini memiliki sejarah.
‘’Harus, Bupati Christiany Eugenia Paruntu harus melihat lokasi objek wisata yang ada. Diantaranya, Benteng Portugis, yang dibangun tentara Portugis awal tahun 1512. Bahkan, melalui benteng sejarah ini, banyak cerita tentang masuknya VOC hingga Belanda di tanah air,’’ ujar Toloh.
Untuk itu, jelasnya bahwa Pemkab Minsel harus melihat hal diatas. Segeralah bantu dengan menyediakan dana melalui APBD. Kalau pun APBD 2012 tak ada. Maka, APBD 2013 harus ada. Sebab, Rutan Amurang kini telah pindah ke Teep Trans.
‘’Dengan demikian, untuk memugarnya mudah sekali. Jadi, Bupati Tetty Paruntu diminta untuk melihat objek-objek wisata yang ada di Minsel. Sebetulnya, Minsel kaya dengan objek wisata. Tetapi, bagaimana turis atau wisatawan mancanegara akan berkunjung di Minsel. Bagaimana mungkin hal itu akan terjadi, dimana Pemkab Minsel sepertinya cuek dengan objek wisata di Minsel,’’ sebutnya.
Seperti diketahui, sejarah Benteng Portugis paling lengkap ada di Perpustakaan Belanda justru. Memang, awalnya ada pada sejarawan Polce Tumbelaka (Alm). Namun, sekarang informasinya telah dikirim ke Belanda.
‘’Lokasi Benteng Portugis, harus dibersihkan. Sebab, pinggirannya telah dibangun beberapa rumah pedagang. Termasuk rumah dinas Rutan Amurang dan Rutan Amurang sendiri. Sekali lagi, Pemkab Minsel harus membangunnya segera. Sesuai cerita, bahwa di dalam Benteng Portugis tersimpan 11 Meriam. Hanya saja, meriam tersebut telah hilang semuanya,’’ ungkap Toloh. (and)