Manado – Program Emas Rakyat Sejahtera (PERS) merupakan program peningkatan pembangunan sector Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) hadir di Sulut dengan tujuan meningkatkan kualitas mata pencaharian, lingkungan, dan kesehatan bagi komunitas PESK untuk wilayah program di Indonesia.
Selain itu, PERS Week meningkatkan kesadaran terhadap isu PESK sebagai perangkat pembangunan di daerah, dan bagaimana pemerintah Sulawesi Utara (Sulut) dan nasional bertindak untuk menyelesaikan permasalahan di sektor ini. Program tersebut didanai oleh Global Affairs Canada (GAC) bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dan diimplementasikan oleh Artisanal Gold Council (AGC).
Karena itu PERS Week lewat National Action Plan on ASGM (NAP) menggelar pelatihan dasar sejak 19-22 Maret 2018 di Hotel Swiss Bell Manado. Bahkan Dubes Kanada H.E Peter MacArthur pada tanggal 21 Maret 2018 bakal berkunjung di Tatelu. Sedangkan aktivitas bersama komunitas akan dilaksanakan di Tobongon bekerjasama dengan mitra local PERS yaitu Aliansi Masyarakat Adat (AMAN) Sulut.
Pelatihan dasar resmi dibuka oleh, Direktur Jenderal Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Kementerian LHK, Ibu Ir. Yun Insiani, serta dihadiri 20 peserta dari KLHK dan universitas di Indonesia. Untuk pemandu ASGM Baseline tim ahli dari AGC Jennifer O’ Neill.
Dimana program ini sejalan dengan ASGM toolkit yang merupakan buku panduan dan alat analisis AGC/ United Nations Environmental Progream dirancang untuk membantu baseline merkuri ASGM dibawah NAP.
Pelatihan ini untuk membantu badan pemerintah dalam menyiapkan NAP sebagai bagian dari kewajiban Indonesia dibawah Minamata Convention.
“Program PERS ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam mendukung keberlangsungan sector PESK. Bahkan, salah satu prioritas PERS dalam mengedukasi komunitas PESK untuk berhenti menggunakan merkuri juga sesuai dengan program nasional dalam penghapusan merkuri” kata Yun Insiani dalam sambutannnya.
AGC Project Manager Indonesia, Richard Gutierrez mengungkapkan, PERS dengan bangga membantu pemerintah Indonesia dalam mengambil langkah penting.
“Bantuan dari Global Affairs Canada membantu kami untuk dapat membawa para ahli dari Kanada agar dapat membantu pemerintah Indonesia memenuhi kewajiban dalam Konvensi Minamata dan mendukung upaya lainnya dalam pemberdayaan gender, lingkungan, dan kesehatan di sector PESK,” terang Richard Gutierrez.
(Anes Tumengkol)