
Manado – Pasca Pelantikan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) sepertinya tensi politik Nasional kian memanas. Berbagai faksi politik seolah saling unjuk kekuatan, dan saling rebut pengaruh, hingga dampaknya terasa pada penilayan para pengamat politik serta akademisi di Indonesia.
Menanggapi konstalasi politik Nasional, Jim Robert Tindi Wakil Ketua Partai Gerindra Kota Manado menilai pernyataan para pengamat dan akademisi di Indonesia harusnya netral, tidak mesti mengalami pergeseran dari keilmuan mereka ketika memberikan pendapat. Menurutnya, bahkan akademisi berani memberikan pernyataan yang keluar dari eksistensi mereka.
Setelah pelantikan DPR RI, dan mencermati dinamika pemilihan Pimpinan DPR RI, salah satu media elektronik swasta nasional (TV), sangat getol menyorot keberadaan Koalisi Merah Putih, bahkan tak tanggung-tanggung menampilkan para pengamat politik yang menampikkan keilmuan mereka. Namun sayangnya, tidak mencitrakan pandangan mereka sebagai pengamat politik, melainkan loyalis dan pendukung. – Jim Robert Tindi, Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Kota Manado.
Tambah Tindi yang juga mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) Sulawesi Utara (Sulut) menyayangkan para ilmuan dan pengamat politik yang menggadaikan keilmuan mereka. ”Bahkan kalau saya lebih tegas lagi mengatakan bahwa media tersebut “menggiring” para pengamat ini untuk melancurkan keilmuan mereka untuk memenuhi “Libido” owner media tersebut. Semoga mereka para pengamat politik ini bisa kembali ke jalan yang benar,” tegas Tindi menyindir pendiri perilaku pemilik media yang tidak netral tersebut. (Amasmahmud)