Manado – Terkait dengan pernyataan beberapa organisasi ekstra kampus, sebut saja Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) menyangkut sikap Benny Rhamdani saat hearing dengan Unsrat beberapa waktu lalu.
Yang menurut GMKI dan GAMKI, Brani sapaan akrab Benny Rhamdani tidak berhak meminta Rektor untuk menarik kata ‘provokator’ yang ditudingkan Rektor kepada kelompok pimpinan DR. Flora Kalalo SH MH.
Hal ini sontak menuai tanggapan dari Jimmy Tindi, aktifis pemuda. Kepada sejumlah wartawan siang tadi, Tindi mengatakan GMKI dan GMKI itu naif. Sebab yang dilakukan Brani berkaitan dengan tugasnya sebagai wakil rakyat.
“Yang dilakukan oleh Bung Benny adalah hal yang wajar, sebab dia adalah wakil rakyat yang membidangi persoalan pendidikan, dan permintaannya kepada Rektor Unsrat untuk mencabut kata Provokator karena forum tersebut adalah forum terhormat yang dilindunggi oleh undang-undang,” kata Tindi yang mengakui ikut juga dalam hearing saat itu.
Ditambahkan Tindi, yang perlu di pertanyakan yaitu sikap dari GMKI dan GMKI, yang secara tiba-tiba tanpa mengetahui duduk permasalahannya langsung mengeluarkan pendapat yang terkesan tidak intelek sebagai organisasi kemahasiswaan extra kampus.
“Yang sebenarnya perlu dipertanyakan GMKI dan GMKI itu titipan siapa? Seharusnya mereka bersikap sebagagai organisasi mahasiswa extra kampus yang elegan,” katanya. Sembari menambahkan “Saya siap berdebat masalah Unsrat dengan GMKI dan GAMKI secara intelek,” tutup Tindi.(jk)