
AMURANG—Memiriskan, rumah milik Keluarga Manongko-Manamuri, warga Kelurahan Uwuran Dua, Lingkungan 8 Kecamatan Amurang nyaris rata tata. Pasalnya, Minggu (4/12) sekira pukul 19.00 Wita, sebuah pohon kambing berukuran raksasa roboh. Dan rumah Jufry Manongko atau biasa dipanggil om Em sebagian besar rusak.
Kronologios kejadiannya, hujan keras yang diikuti angin kencang. Om Em biasa dipanggil Jufry dan keluarganya menonton televisi. Sambil menahan kantuknya yang berat, karena hujan berkepanjangan. Tiba-tiba, Jufry ingin tidur. Tetapi, sebelum masuk kamar. Angin kencang bertiup tanpa arah.
‘’Sebelum masuk kamar, tiba-tiba pohon kambing berukuran raksasa yang ada disamping rumahnya roboh. Dan, rumah miliknya pun jadi sasaran empuk. Tetapi, beruntung sebelum masuk ke kamar bersama istri untuk istirahat. Tiba-tiba, pohon raksasa itu roboh dan menghancurkan sebagian besar rumah miliknya. Beruntung pula, kami belum berada dalam kamar. Kalaupun kami sudah berada di kamar, bisa ditebak. Kami senditi yang menjadi korban,’’ ujar Jufry ketika berbincang-bincang dengan media ini, Senin (5/12) sekira pukul 09.15 Wita pagi tadi.
Bukan hanya rumah miliknya, tetapi pohon kambing jenis raksasa itu juga ikut merusakan rumah milik Keluarga Tompoliu-Sumendap dan Keluarga Matahang-Rumuat. Hanya saja, kedua rumah tersebut hanya sebagian kecil atap seng yang rusak. Sedangkan, rumah miliknya 75 persen rusak parah.
‘’Sayapun langsung melapor di kelurahan Uwuran Dua, tetapi sampai sekitar pukul 09.30 Wita tadi, Lurah Robby Ottay, SE belum juga datang melihat kondisi rumahnya. Sebelumnya, sekira pukul 08.00 Wita, dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minsel datang dan hanya mengambil foto-foto saja. Tetapi, kami juga bertanya-tanya. Kenapa belum juga dipotong pohonnya. Padahal, pakaian dan lainnya berada dikamar yang kini rusak,’’ kata Jufry.
Ditanya berapa kerugian yang dialami, Jufry menyebut sekira Rp 15 jutaan. ‘’Sekitar Rp 15 jutaan kerugian yang dialaminya. Sebab, kerusakanpun ada sekira 75 persen. Menurutnya, rumah papan campur triplex itu tak bisa ditinggali lagi. Ditamba juga, aliran listrik waktu peristiwa langsung padam. Jadi, kami sekeluarga langsung menginap dirumah saudara terdekat,’’ jelasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencara Daerah (BPBD) Minsel, Handrie Komaling, SH menjelaskan, bahwa beberapa stafnya pagi tadi setelah mendapat informasi langsung turun di Tempat Kejadian Perkara (TKP). ‘’Ya, pihaknya langsung turun dan mengambil data. Termasuk mengambil foto disemua sudut. Sekitar pukul 10.00 Wita, satu unit senso langsung membersihkan pohonnya. Soal bantuan, pihaknya akan koordinasi dengan instansi terkait lainnya. Berdoa saja, pasti akan ada bantuan tanggap darurat,’’ pungkas Komaling. (ape)