Langowan, BeritaManado.com — Tiga orang tak dikenal yang terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki dilaporkan ke Polsek Langowan atas dugaan tindak pidana penculikan anak.
Peristiwa itu terjadi di wilayah Kecamatan Langowan Timur Kabupaten Minahasa, Senin (30/1/2023) sekitar pukul 13.00 WITA.
Korban adalah anak seorang Pendeta Pelayanan di salah satu jemaat GMIM di wilayah Kecamatan Langowan Timur.
Pihak Polsek Langowan menginformasikan kronologis kejadian berdasarkan pengakuan korban.
Pada pukul 13.00 rumah korban didatangi oleh tiga orang tidak dikenal yang terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki.
Dua perempuan masuk ke dalam rumah, sementara yang laki-laki menunggu di dalam mobil Suzuki Ertiga warna silver.
Dua perempuan masuk ke halaman rumah dan mengetuk pintu dan dibuka oleh korban.
Setelah dibukakan pintu rumah, dua perempuan tersebut bertanya kepada korban dimana rumah Penatua yang ada mobil putih di depan rumah.
Setelah itu, kedua perempuan tersebut merayu korban untuk mengantarkan mereka ke rumah Penatua, namun korban menolak.
Pada saat itu juga kedua perempuan tetsebut keluar rumah dan memperhatikan keadaan sekitar dan langsung masuk di mobil lalu bergegas pergi.
Pada bagian lain, saksi bernama Stefen kepada BeritaManado.com mengatakan bahwa saat dirinya lewat di depan rumah korban, sempat memanggil ini korban dari pinggir jalan, namun yang keluar dua perempua tersebut.
“Saat itu saya tidak curiga. Nanti saat dihubungi ibu korban tentang adanya dugaan percobaan penculikan anak baru saya sadar kemungkinan dua perempuan itu pelakunya,” ungkap Stefen.
Ditambahkannya, meski aksi tersebut gagal, namun hal itu selayaknya menjadi tanda awas bagi masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kewaspadaan meski berada di dalam rumah.
Sementara itu, Kapolsek Langowan IPTU JR Sinaga membenarkan adanya informasi yang dilaporkan ibu korban.
‘Laporannya sudah kami terima dan akan ditindaklanjuti. Sebagai himbauan agar orangtua meningkatkan kewaspadaan. Demikian juga pihak sekolah agar dapat memperketat penjemputan anak-anak sekolah,” tandasnya.
(Frangki Wullur)