Manado – Pelaksanaan tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) honorer daerah (Honda) Kategori Dua (K2) di Sulawesi Utara Minggu (3/11) kembali mendapat kritikan dari warga Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) saat pelaksanaan Katekisasi Pelayan Khusus (Pelsus) GMIM Wilayah Manado Timur I dan IV di Sintesa Paninsula Hotel Manado dikarenakan dapat mengancam bahkan menghilangkan sila pertama pada Pancasila.
“Saya sangat prihatin terhadap keputusan (pemerintah) itu, karena tidak sejalan dengan komitmen pemerintah untuk penghayatan Pancasila pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa,” ujar Fredrik Watania salah seorang Penatua dari Jemaat GMIM Getsemani Paal-4.
Yang kedua dia menambahkan, perlakuan “pelecehan” terhadap warga GMIM ini justru terjadi di daerah yang mayoritas serta nilai-nilai keagamaan sangat tinggi.
Dia mengharapkan agar pemerintah mempertimbangkan keputusan yang semacam itu, justru pemerintah sebagai hamba Allah harus mendorong Jemaat masuk Gereja, ujarnya.
“Memang kita (masyarakat) tidak dapat menyampaikan secara langsung tetapi kalau mau tanya keseluruh jemaat jelas dorang pe hati bergejolak dan prihatin mengenai keputusan itu,” jelasnya. (Rizath Polii)