
Manado – Terkait penyaluran dan koordinasi bantuan bencana alam oleh pihak pemerintah yang dinilai kurang koordinasi sehingga membuat sejumlah warga mulai terdesak untuk menggunakan berbagai cara sendiri untuk mendapatkan bantuan guna mencukupi kebutuhan makan dan minum. Sayang berbagai kegiatan tidak memungkinkan untuk mereka lakukan pasca terjadinya bencana banjir yang hebat sejak 30 tahun terakhir.
Salah satu cara yang sederhana adalah mereka mulai memanfaatka akses jalan yang sudah terbuka dan sering dilewati kendaraan dengan cara meminta sumbangan berupa uang dengan menggunakan wadah seadanya.
Berbagai pro dan kontra bahkan terkait kegiatan yang satu ini mulai jadi pembicaraan orang. Hal ini terkesan merupakan tindakan yang salah dan keliru bagi beberapa orang tetapi mungkin dapat dipahami oleh sebagian orang.
“Torang kasiang mo pake bli akang makanan ini doi (hasil minta-minta di jalan), bagimana torang nda mo bagini, soalnya so anyor samua torang pe barang-barang,” ujar salah seorang perempuan yang sementara meminta sumbangan dipingir jalan dengan menggunakan kardus di Kelurahan Banjer.
Saat dikunjungi BeritaManado.com salah satu tokoh pemuda Kota Manado Decky Tumbel yang wilayah tempat tinggalnya juga menjadi korban bencana banjir menuturkan bahwa cara tersebut tidak dilakukan di Posko Gereja Siloam Paal-2.
“Cara seperti itu tidak kami lakukan,” tegas Tumbel.