Jakarta, BeritaManado.com — Flamanda Jeine Tampomuri, SPd bisa saja menjadi orang pertama asal Sulawesi Utara yang sukses melakukan penelitian tentang bom Dr. Azhari pada aksi teror jilid 1 dan 2 di Bali beberapa tahun silam dalam studi S2 di Universitas Indonesia (UI) yang ditempuh dengan waktu tercepat.
Flamanda yang merupakan kelahiran Tomohon 31 Januari 1995 ini merupakan alumni Universitas Negeri Manado (UNIMA) tahun 2017 dari Fakultas MIPA jurusan Matematika dan mendaftar sebagai mahasiswa pasca sarjana Universitas Indonesia tahun 2018 lalu.
Mahasiswa yang dikenal dengan sederet prestasi di bidang seni dan aktif di berbagai kegiatan organisasi kampus, Flamanda adalah wanita pertama yang berhasil melakukan penelitian tersebut dibawah bimbingan dosen Dr. Benny J. Mamoto, mantan personil Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.
Waktu mendaftar di UI, Flamanda mengambil Program Studi Kajian Terorisme, Sekolah Kajian Strategik dan Global UI dan memulai perkuliahan pada September 2018 kemudian selesai Desember 2019 baru-baru ini.
Benny J. Mamoto yang aktif dalam menganalisa kejadian-kejadian terorisme di tanah air hingga saat ini, kepada BeritaManado.com, Selasa (17/12/2019) mengatakan bahwa Flamanda berhasil mempertahankan Tesisnya dengan judul “AKSI TEROR KELOMPOK AL-JAAMAH AL-ISLAMIYAH: PENGGUNAAN BOM SIGNATURE OLEH DR. AZHARI”.
Flamanda sendiri sukses meladeni pertanyaan-pertanyaan para Dewan Penguji yang terdiri dari M. Syaroni Rofii MA PhD, Mohamad Syauqilah MSi PhD, Prof. Dr. Asep Usman Ismail, Dr. Eko Meinarno dan Dr. Benny J. Mamoto.
“Flamanda adalah mahasiswa Kajian Terorisme yang menempuh studi peling cepat yaitu hanya 3 semester dan menyelesaikan peneltiian ujian Tesis tercepat juga. Ia berhasil memecahkan rekor mahasiswa sebelumnya atas nama Indi. Flamanda menjadi wanita pertama dan mungkin orang pertama yang meneliti tentang disain bom Dr. Azhari atau yang sering dikenal dengan Bom Signature di Indonesia, bahkan dunia,” jelas Benny Mamoto.
Ditambahkannya, Flamanda yang baru saja usai di jenjang akademik Strata Dua ini jgua berkeinginan meneruskan pendidikan hingga ke jenjang doctoral (S3).
Sementara itu, Flamanda sendiri saat dihubungi BeritaManado.com mengungkapkan rasa syukurnya telah berhasil melewati ujian yang cukup menegangkan di hadapan para Dewan Penguji.
“Saya bersyukur kepada Tuhan berhasil melewati tahapan ini. Untuk selanjutnya, saya ingin berkarir di Jakarta baru kemudian kembali ke Manado. Terima kasih kepada orangtua dan semua sahabat dan juga dosen pembimbing dan penguji yang sudah menjadi bagian dari kesuksesan ini,” ungkap Flamanda.
(Frangki Wullur)