Olly Dondokambey – Steven Kandouw
MANADO – Tekad Olly Dondokambey mempercepat pembangunan dua bendungan/waduk di Kuwil dan Sawangan mendapat dukungan sejumlah akademisi Sulawesi Utara.
Kedua proyek waduk itu akan menjadi monumental karena dapat mencegah banjir bandang, tetapi sekaligus dapat bernilai ekonomis bagi masyarakat.
Empat ilmuwan Sulut masing-masing Dr. John Tasirin, Dr. Gerdy Worang, Dr. Veronica Kumurur, dan Dr. Ridwan Lasabuda menyatakan, pembangunan dua bendungan itu akan menjadi semacam benteng pencegahan bencana banjir jika dikerjakan dengan kajian yang matang .
Mereka dihubungi terpisah, pekan lalu menyusul pernyataan tekad Olly Dondokambey untuk segera menghadirkan dua bendungan itu.
Calon Gubernur Olly Dondokambey, dalam kampanye Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Manado Hanny Joost Pajouw dan Gregorius Tonny Rawung, pekan lalu, menyatakan tekadnya untuk merealisasikan pembangunan bendungan/waduk Kuwil dan Sawangan sebagai upaya pencegahan bencana banjir di Kota Manado.
Dr. Veronica Kumurur, pakar tata ruang menyatakan limpahan air yang sudah hampir setiap tahun tumpah ke Manado memang memerlukan pengendalian, baik
dengan pendekatan ecology maupun pendekatan tehnis konstruksi.
“Saya kira dua pendekatan itu yang perlu dilakukan. Waduk atau bendungan bisa, tetapi juga harus ada pendekatan keseimbangan ekologis,” kata Veronica.
Pendekatan tehnis konstruksi dengan membuat waduk atau bendungan memang sudah lazim dilakukan di banyak negara. Tetapi bendungan diperlukan tanpa mengabaikan ekosistem, seberapa kuatnya bendungan tidak akan bertahan jika ekologi di kawasan itu dalam perjalanan waktu tidak menemukan keseimbangannya.
Sementara itu Dr. Ridwan Lasabuda menyatakan, rencana pembangunan dua waduk itu sudah tepat. Namun dia mengingatkan, sebaiknya juga pencegahan di hulu harus juga diikuti dengan penataan di hilir. Kawasan penyangga Kota Manado meliputi daerah resapan di Minahasa, Minahasa, dan Tomohon. Tetapi Manado sebagai hilir juga hendaknya ditata sehingga kawasan aliran sungai tidak semakin menyempit dan dangkal.
Sungai-sungai yang membelah Manado juga harus diurus sehingga tidak semakin sempit dan dangkal, demikian pula saluran-saluran drainase dalam kota perlu direhabilitasi.
“Saya kira upaya itu dari sisi ekologi dan konstruksi sudah tepat. Air bisa diantisipasi dan dibendung bahkan dimanfaatkan. Tetapi system drainase di dalam kota juga harus tertata baik,” kata Dr. Ridwan memberi dukungan.
Dia menilai, upaya itu patut didukung dan didorong terus karena menyangkut hajat hidup orang banyak tidak hanya di Manado tetapi juga Sulawesi Utara umumnya. Namun Ridwan mengingatkan, agar rancangannya didukung kajian mandalam dan menjangkau kepentingan public jangka panjang.
Hal serupa diungkapkan Dr. Gerdy Worang menurutnya, pemerintah memang berkewajiban melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian terkait
kepentingan rakyat banyak sekaligus memberikan rasa aman.
“Proyek bendungan itu dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat serta jaminan kelangsungan hidup,” kata ahli ekonomi pemerintahan itu.
Apalagi jika bendungan itu dapat memberi manfaat ganda selain pencegahan banjir, juga manfaat ekonomi seperti irigasi dan sumber pembangkit listrik.
Sedangkan pakar ekology Dr. John Tasirin menilai tekad Olly Dondokambey itu sudah tepat karena akan berimplikasi luas pada kepentingan kelangsungan hidup masyarakat.
Namun, Tasirin menyarankan agar kedua proyek itu juga dihadirkan bersamaan dengan upaya-upaya rehabilitasi alam yang rusak di kawasan penyangga.
Namun, Dr. John Tasirin juga menganjurkan agar kedua proyek itu juga diikuti dengan upaya rehabilitasi kawasan cakupan Daerah Aliran Sungai Tondano. Cakupan DAS Tondano itu meliputi seluruh wilayah lingkar Danau Tondano dari Langowan, Kakas, Eris, Kombi, Tondano Raya, Remboken, Kembes, dan Airmadidi.
“Keseimbangan DAS Tondano memang sudah dalam kondisi kritis, ini perlu direhabilitasi dengan upaya reboisasi secara menyeluruh dan terukur,” kata Tasirin.
Dikatakannya, dua bendungan itu fungsinya untuk kendali limpahan air dan mencegah banjir.
Fungsi pencegahan dapat dilakukan dengan tehnologi konstruksi tetapi penting sekali diupayakan pencegahan secara alami dengan mengembalikan fungsi ekologis atau menemukan lagi titik keseimbangan alam.
(ads)