Manado – Sistem Pemilu di Indonesia sesuai undang-undang salah-satunya mengatur masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden selama 5 tahun dan maksimal 2 periode.
Taufik Tumbelaka dari Tumbelaka Academic Centre (TAC) mengusulkan masa jabatan pasangan Presiden dan Wakil Presiden hanya 1 periode selama 8 tahun.
“Banyak keuntungan dari masa jabatan 8 tahun hanya 1 periode ini yakni pasangan Presiden dan Wakil Presiden yang berkuasa akan bekerja maksimal menyelesaikan seluruh program yang dijanjikan,” ujar Taufik Tumbelaka pada Focus Group Discussion (FGD) DPD Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) Sulawesi Utara yang dipimpin Sisco Manossoh dan Tumbelaka Academic Centre (TAC) bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Sulut dengan tema ‘Mewujudkan Pemilu 2019 Aman, Damai, Sejuk dan Tanpa Hoax’ di Hotel
Ibis Manado, Selasa (23/10/2018) sore.
Lanjut Taufik Tumbelaka, semua orang yang terlibat politik harus menyadari hak dan kewajiban. Politik tidak bicara soal aturan bukan seperti ilmu pemerintahan namun politik merupakan teori yang bertujuan pada kemaslahatan umat.
“Karena banyak orang menjadi politik tukang. Partai politik merupakan komponen utama politik. Baik buruk perpolitikan Indonesia sangat ditentukan kualitas parpol melakukan pembinaan pengurus, calon legislatif, bahkan kader dan simpatisan,” tutur Tumbelaka.
Menurut Tumbelaka, pers dan akademisi merupakan tembok yang menjaga Indonesia dari sistem politik majemuk.
“Hanya pers dan akademisi yang mampu menjaga kewarasan demokrasi Indonesia. Ketika kampanye hitam dilarang namun banyak pihak memperbolehkan kampanye negatif yang menurut saya berada di wilayah abu-abu,” tandas Tumbelaka.
FGD menampilkan pembicara utama Kapolda Sulut, Irjen Pol Drs. Bambang Waskito, narasumber Ketua IJTI Sulut Amanda Komaling, Taufik Manuel Tumbelaka dari TAC, menghadirkan Ketua Komisi 1 DPRD Sulut Ferdinand Mewengkang, Komisioner KPUD Sulut Meidy Tinangon, Komisioner Bawaslu Sulut Kenly Poluan, Ketua KNPI Sulut Jackson Kumaat, pengurus partai politik, para calon legislatif, Ketua PWI Sulut Vocke Lontaan, Sekretaris IWO Sulut Jean Rondonuwu, pengurus organisasi wartawan pos liputan dan beberapa undangan lainnya.
(JerryPalohoon)