Profesor ekonomi, Presiden INADATA, Elwin Tobing — Irvine, AS
Target pertumbuhan ekonomi 8% memunculkan pertanyaan: apakah ini ambisi tanpa perhitungan realistis, atau pemahaman kurang lengkap akan tantangan yang ada?
Jika sejak 1970-an angka 8% sulit dicapai, mengapa kini dianggap realistis dalam setahun, terutama saat fondasi untuk mencapai pertumbuhan tinggi masih lemah?
Sektor unggulan seperti agroindustri, manufaktur, atau jasa pun belum terbangun solid dengan produktivitas tinggi.
Perencanaan pembangunan juga terkesan linier dan formalistik.
Apakah pembangunan ekonomi cukup diproyeksikan di atas kertas tanpa mempertimbangkan kendala struktural?
Asumsi ini semakin lemah tanpa tanda lonjakan arus modal untuk mendorong investasi.
Analisis kuantitatif sederhana mempertegas ketidakrealistisan target ini.
Dengan ICOR sekitar 6,5 dan output-to-capital ratio 0,35 (Bank Dunia, 2023), investasi modal harus tumbuh minimal 18% per tahun untuk mencapai pertumbuhan 8%.
Itu pun belum memperhitungkan inefisiensi dan kebocoran investasi.
Target ambisius butuh realisme dan pemahaman atas keterbatasan ekonomi.
Pertumbuhan investasi 18% per tahun jarang terjadi, kecuali dalam transformasi ekonomi besar seperti Cina di awal 1990-an.
Karena itu, strategi harus lebih terukur, berbasis data, dan transformatif agar target tidak sekadar retorika, melainkan memiliki dasar kuat dan peluang nyata.
Target pertumbuhan 8% mungkin tercapai dalam empat tahun jika reformasi besar dilakukan.
Misalnya, iklim usaha harus diperbaiki, ekosistem pembangunan modern dikembangkan dan diperkuat, sinergi antara pendidikan tinggi, R&D, pusat pertumbuhan regional, serta infrastruktur harus terbentuk dengan baik.
Ini yang dinamakan ekosistem pertumbuhan.
Hambatan struktural seperti birokrasi yang kaku, keterbatasan SDM unggul, praktik KKN yang sarat, serta investasi yang belum optimal akan terus menekan potensi ekonomi.
Artinya, RI perlu transformasi menyeluruh untuk mencapai target tersebut.
Siapa yang tidak mau RI menikmati pertumbuhan tinggi?
Tetapi, tanpa transformasi menyeluruh, pertumbuhan 5% pun sudah menjadi pencapaian luar biasa.
Karena itu, bukan sekadar target angka yang penting, tetapi strategi konkret yang tepat, baik, dan benar (TBB) untuk mencapainya.