
Bitung—Petugas kamar mayat RSUD Manembo-nembo, Senin (29/7) sore terlihat kebingungan. Pasalnya, salah satu pasien yang menjalani perawatan selama beberapa hari di rumah sakit tersebut menghembuskan nafas tanpa didampingi sanak keluarga.
“Kami hanya tahu nama jenasah pria itu bernama Frans Runtuwene (76) dan berasal dari Tanjung Merah. Selebihnya kami tidak tahu dan paramaedik juga tidak memiliki data sanak keluarga,” kata salah satu petugas kamar mayat.
Menurutnya, dari data, Frans menjalani perawatan dari tanggal 14 Juli di RSUD dan sekitar pukul 16.15 Wita ia meninggal dunia. “Saat ini jenasahnya masih di kamar mayat dan kami bingung harus menghubungi siapa agar almarhum bisa segera dimakamkan,” katanya.
Rupanya kondisi ini membuat simpati dari sejumlah pengunjung RSUD dan berusaha mencari cara untuk mencari tahu keluarga almarhum dan biaya selama perawatan. “Untuk kendaraan ambulance sudah ada donator yang bersedia menyumbangkan, tinggal mencari dana untuk menebus biaya perawatan dan penguburan,” kata salah satu pengunjung, Alda.
Alda yang berinisiatif mengurus jenasah Frans dengan cara menghubungi sejumlah rekannya dan melakukan share di BBM berharap ada warga yang tergugah untuk bersama-sama menanggung biaya perawatan dan pemakaman. Alhasil, biaya perawatan almarhum selama menjalani perwatan dibebaskan pihak RSUD, biaya formalin dan peti ditanggung Neldy Kalangi dan Rahmat Alo Pulukadang serta sejumlah warga Girian Weru Satu. Sedangkan ambulance ditanggung Frets Pangalila.
“Kami masih mencari biaya penguburan. Bagi yang ingin membantu silakan hubungi saya di nomor 08124406520 atau datang langsung ke RSUD,” katanya. (enk)