Jakarta, BeritaManado.com – Pengamat sosial politik, Rocky Gerung, menanggapi pernyataan ‘jangan mengganggu’ dari capres terpilih, Prabowo Subianto. Prabowo juga menyentil PDI-Perjuangan (PDI-P) soal Presiden Soekarno.
Menurut Rocky Gerung, sudut pandang Prabowo terhadap PDI-P akan membahayakan, seolah-olah hal paling baik ketika partai-partai yang kalah di Pilpres bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Padahal, yang paling bagus dalam demokrasi partai-partai yang kalah tetap beroposisi, ambil jarak sebagai penyeimbang,” jelas Rocky Gerung dalam diskusi Chanel YouTube FNN Rocky Gerung Official dipandu jurnalis senior Hersubeno Arief yang disiarkan, Sabtu (11/5/2024).
Rocky menyebut konyol siapapun yang menganggap berbahaya partai-partai yang mengambil sikap penyeimbang atau beroposisi.
“Jadi, kalau dianggap penyeimbang itu berbahaya bagi pemerintahan nanti, nah itu konyol,” tukas Rocky.
Ia menambahkan, kestabilan politik bukan datang dari saling mengancam, tapi datang dari proposal masing-masing yang berbeda.
Jika PDI-P memutuskan tidak bergabung, artinya PDI-P punya fortofolio, jalan pikiran dan program yang berbeda.
“Sehingga PDI-P akan membentuk kabinet banyangan, bukan untuk mengganggu, tapi ingin memperlihatkan kepada publik ada politik alternatif, ada paralel politik yang diolah suatu ideologi yang basisnya Soekarnoisme,” kata Rocky Gerung.
Lanjut Rocky, sindiran klaim Soekarno milik satu partai oleh Prabowo Subianto akan menyinggung seluruh kader PDI-P hingga akar rumput, karena identifikasi terhadap PDI-P hanya kepada Soekarno.
“Yang tersindir bukan hanya ibu Mega, tapi seluruh kader PDI-P sampai wong cilik, itu juga berbahaya. Sejarah harus dihormati,” tandas Rocky Gerung. (Jrp)