Manado – Batas waktu yang ditentukan kelompok Abu Sayyaf terkait pembayaran uang tebusan jatuh pada 8 April 2016 yang lalu. Hingga kini, belum ada informasi apapun yang diterima pihak keluarga tentang keberadaan Kapten Kapal Brahma 12 milik PT Patria Maritim Line.
Meski belum terdengar kabar, tapi kepada BeritaManado.com, ibunda kapten kapal, Sopitje Salemburung mengatakan, dirinya dan keluarga yakin anaknya masih hidup.
“Kami yakin, Peter Tonsen Barahama anak kami masih hidup,” ujar Sopitje, Minggu (10/4/2016).
Dibalik penantian keluarga, tersimpan sedikit kekecewaan karena dari 3 korban asal Sulawesi Utara, Sopitje mengakui hanya keluarga korban kapten kapal Brahma, Peter Tonsen Barahama yang tidak dikunjungi pemerintah provinsi Sulut. Padahal, dua keluarga korban lainnya telah dikunjungi pemerintah. Terkait hal ini, Sopitje berusaha berpikir positif.
“Mungkin pemerintah provinsi sangat sibuk sehingga tidak bisa datang berkunjung ke keluarga kami seperti yang dilakukan pada keluarga korban lainnya,” kata Sopitje. (srisurya)