Bitung – Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang digelontorkan pemerintah pusat sebagai konpensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dikuatirkan tak akan maksimal.
Pasalnya, sejumlah kepala sekolah (Kepsek) di Kota Bitung tidak paham dengan petunjuk teknis (Junis) bantuan tersebut sehingga banyak siswa yang harusnya masuk sebagai penerima BSM tak terakomodir.
“Saya lihat banyak Kepsek yang bingung dengan program BSM karena tak paham dengan Juknis. Ini yang kita kuatirkan jangan sampai program itu tak berjalan maksimal,” kata Kadispora Kota Bitung, Herman Rompis beberapa waktu lalu.
Ditambah lagi menurut Rompis, orangtua yang benar-benar tergolong warga miskin tidak proaktif mendaftarkan anaknya. Padahal kriteria calon penerima BSM kata dia, orang tua siswa terdaftar sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH), memiliki kartu miskin, yatim piatu dan anak berkebutuhan khusus.
“Juga berasal dari keluarga kurang mampu yang dibuktikan dengan surat keterangan dari RT dan RW setempat,” katanya.
Semenatar itu, sejumlah Kepsek mengaku Dispora belum maksimal mensosialisasi maksimal oleh Dinas Dikkan Julnis BSM. Akibatnya ratusan hingga ribuan siswa miskin tak masuk dalam daftar penerima BSM.
Seperti pengakuan Kepsek SMA Negeri 2 Kota Bitung, Julius Ondang. Dimana Ondang menyatakan pihaknya sudah mengusulkan 200 siswa sebagai calon penerima BSM.
Tapi ia menilai kesulitan jika berpatokan hanya pada PKH atau kartu perlindungan sosial. Mengingat dari 200 siswa yang diusulkan hanya lima siswa yang baru memasukkan bukti peserta PKH. (enk)