Manado – Pengelolaan dana pinjaman dari Korea sebesar Rp 200 miliar untuk RSUP Kandou Malalayang membawa masalah tersendiri untuk dr Jolly Rumopa, direktur rumah sakit tersebut.
Ketua Umum Pelopor Angkatan Muda Indonesia (PAMI) Noldy Pratasis, meminta dr Jolly segera mundur karena tidak becus mengelola anggaran sebesar itu, padahal peruntukkannya untuk alat kesehatan (Alkes) RSUP Kandou sangat berguna untuk masyarakat Sulut.
“Direktur RSUP Kandou, dr Jolly Rumopa, harus mundur dari jabatan, kalau dana pinjaman luar negeri tak bisa dikelola dengan baik bisa saja dikembalikan ke Korea, hingga kini alat kesehatan baru tidak pernah terealisasi padahal gedung IGD (instalasi gawat darurat) sudah difungsikan,” cetus Noldy Rabu (25/9) malam.
Untuk pengadaan Alkes di IGD, proses tendernya telah berlangsung sejak 2010. Namun PAMI curiga lelang pengadaan itu hanya akal-akalan supaya dana berbentuk onshore loan itu bisa terkucur. Sementara hasilnya, hingga kini di IGD yang digunakan adalah perlengkapan lama.
“Alat kesehatan baru sebenarnya sangat dinantikan oleh masyarakat, sayangnya ini jadi surga telinga,” tegas Noldy lagi. (Ady Putong)