Ratahan – Lantaran tidak terpampang papan kegiatan proyek, pekerjaan tanggul penahan longsor yang berada di tiga titik di jalur Timbatu-Ratahan, Minahasa Tenggara (Mitra) disebut warga sebagai proyek ‘siluman’.
“So bagus lantaran sementara bekeng, cuma anehnya nyanda ada papan proyek. Jadi kita pikir ini proyek siluman sto. Soalnya nda jelas sumber dana kegiatan ini berasal darimana,” ujar Sanly warga Tombatu yang mengaku sehari-hari melewati lokasi pekerjaan.
Disisi lain sendiri Frangki Matu menyebutkan, sesuai amatannya pekerjaan tanggul penahan longsor ini terkesan asal jadi. Ini bisa dilihat dari pekerjaannya yang begitu cepat dilakukan. Padahal pembangunan tanggul tersebut juga erat kaitannya dengan keselamatan dan keamanan pengguna jalan jadi sudah kewajiban dikerjakan dengan baik.
“Kontraktor harus lebih memperhatikan kualitas dari kegiatan yang dikerjakan. Jangan hanya memikirkan keuntungan. Hal ini juga tentu harus diperhatikan instansi teknis terkait,” tegas Matu.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mitra melalui Kabid Bencana Alam dan Pengungsian Erick Manaroinsong menjelaskan, anggaran pekerjaan proyek tersebut berasal dari dana bantuan Deputi Kedaruratan PNPB sebesar Rp 1.755 miliar.
“Saya baru saja menghubungi pihak pelaksana proyek, dan menurut mereka papan proyeknya ada dan terpampang dengan jelas di lokasi pekerjaan,” terangnya.
Realisasi dari dana tersebut lanjut Manarionsong akan dikerjakan di enam titik bencana (longor). Mulai dari gunung potong Desa Pangu dua titik, Ratahan-Tombatu tiga titik dan satu di jembatan Mingawo Maulit kecamatan Pasan. (Rulan Sandag)