Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. (foto: fb)
Manado — Mereka kelompok warga keturunan berlatar konglomerasi subur di Bumi Nyiur Melambai. Akhir-akhir ini mereka mulai terjun ke hingar-bingar politik dan siapa tahu, 2015 adalah tahun mereka menuju kursi 01 Manado.
Andrei Angouw (jas hitam), mendampingi Ketum PDIP Megawati pada sebuah kesempatan. (foto: fb)
Bicara Pilwako Manado, Jemmy Asiku dan Andrei Angouw masuk golongan taipan yang perlu dikedepankan. Andre adalah politisi muda milik PDIP yang sudah periode kedua duduk di Deprov Sulut. Bagi kalangan warga Tionghoa di Manado, sosok satu ini sudah dikenal lama, mengingat papanya Eddy Ang, merupakan salah satu konglomerat terkenal pada masanya.
Jemmy Asiku (ist)
Jemmy Asiku muncul beberapa tahun terakhir seiring eksistensi ITCenter miliknya di pusat bisnis Kota Manado. Asiku kemudian semakin dikait-kaitkan dengan suksesi walikota mengingat popularitasnya yang kian tinggi.
Bisakah keduanya menjadi the next Ahok dari Manado?
Bagi peneliti politik Max Sudirno Kaghoo, persoalan etnik sejatinya bukan menjadi pertimbangan prinsip buat warga Manado untuk menentukan pilihan pemimpin.
“A Hok sosok yang dapat diterima oleh masyarakat Jakarta dengan mayoritas warganya yang plural, berbudaya terbuka dan ditolak oleh sebagian warga yg berlatar etnik Betawi dengan pola budaya yang cenderung tertutup. Berbeda dengan warga Manado dan sebagian besar warga di Sulut dengan pola budaya terbuka persoalan etnik tidak menjadi pertimbangan prinsip dalam menentukan pilihan politik,” jelasnya pada BeritaManado.com Selasa (06/01/2015) siang.
Kendati menurut Dirno, Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama menjadi sangat laris hingga menjadi Gubernur Jakarta bukan karena aspek Tionghoanya, tapi karena aspek kredibilitasnya.
“Di Manado memang belum ada yang selevel Ahok, pendapat saya agak sulit mencitrakan seseorang pada level Ahok di Manado,” cetusnya. (Ady Putong)