Manado, BeritaManado.com — Puasa adalah praktik spiritual yang dilakukan oleh berbagai agama dan budaya di seluruh dunia.
Dalam Islam, puasa adalah salah satu dari lima rukun Islam dan dianggap sebagai kewajiban bagi umat Muslim yang telah mencapai usia pubertas, kecuali bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau dalam keadaan tertentu yang membolehkan untuk tidak berpuasa.
Bulan puasa Ramadan, bulan kesembilan dalam kalender Islam, merupakan waktu di mana umat Muslim berpuasa sepanjang hari, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Puasa bukan hanya menyangkut menahan diri dari makanan, minuman, dan aktivitas fisik tertentu selama periode tertentu, tetapi juga melibatkan praktik kesabaran, pembersihan spiritual, dan refleksi.
Selama bulan Ramadan, umat Muslim juga meningkatkan ibadah, termasuk membaca Al-Quran, melakukan shalat, dan memberikan amal.
Selain di dalam agama Islam, puasa juga memiliki peran penting dalam berbagai agama lain, seperti Hinduisme, Kristen, dan Buddha.
Mengutip dari kitab di 3 agama tersebut, berikut ayat-ayat yang mengulas tentang puasa dalam agama Hindu, Kristen, dan Buddha:
Hindu
Dalam agama Hindu, terdapat banyak ajaran dan praktik puasa yang disebut dengan istilah “Vrata”. Salah satu ayat yang sering dikutip dalam konteks puasa adalah bagian dari kitab Hindu yang sangat dihormati, yaitu “Bhagavad Gita”.
Meskipun “Bhagavad Gita” tidak secara khusus membahas puasa, namun ia menyentuh topik tentang kendali diri dan disiplin, yang memiliki kaitan erat dengan praktik puasa.
Berikut adalah kutipan dari “Bhagavad Gita” yang menyoroti kendali diri dan disiplin:
Bhagavad Gita 6:16 (Bab 6, Sloka 16):
“Tidak ada kedamaian bagi orang yang tidak mengendalikan dirinya, dan tidak ada kebahagiaan bagi orang yang tidak memiliki disiplin dalam pikiran dan tindakannya”.
Meskipun tidak secara langsung mengacu pada puasa, ayat ini menyoroti pentingnya kendali diri dan disiplin dalam menjalani kehidupan spiritual.
Puasa sering kali dipandang sebagai salah satu cara untuk mencapai kendali diri dan disiplin pikiran, sehingga kutipan ini dapat dihubungkan dengan praktik puasa dalam konteks ajaran Hindu.
Kristen
Dalam kitab umat Kristen, terdapat sejumlah ayat Alkitab yang mengulas tentang puasa sebagai berikut:
– Matius 6 ayat 16-18
– Markus 2 ayat 18-20 (TB)
– Kisah Para Rasul 13 ayat 2-3
– Zakharia 7 ayat 5.
Budha
Dalam ajaran Buddha, terdapat praktik puasa yang dikenal sebagai “Upavasa” atau “Uposatha”. Praktik ini biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu dalam bulan lunar, di mana umat Buddha mengikuti serangkaian aturan moral yang ketat, termasuk menahan diri dari makanan dan minuman tertentu.
Puasa dalam konteks ajaran Buddha tidak hanya menyangkut menahan diri dari makanan, tetapi juga menahan diri dari perilaku buruk dan meningkatkan praktik spiritual.
Meskipun tidak ada ayat khusus yang secara langsung mengulas tentang puasa dalam literatur Buddha, terdapat beberapa ajaran dan nasihat yang mencerminkan pentingnya praktik puasa sebagai bagian dari perjalanan spiritual.
Salah satu contoh ajaran Buddha yang relevan adalah Dhammapada, sebuah kumpulan ajaran dan nasihat yang diberikan oleh Buddha Gautama.
Dalam Dhammapada, terdapat beberapa kutipan yang menyoroti pentingnya pengendalian diri dan penahanan hawa nafsu, yang dapat dihubungkan dengan praktik puasa.
Salah satu contoh kutipan yang relevan adalah sebagai berikut:
Dhammapada 6:2 (Slokas 2):
“Karena tidak ada api sebesar kesabaran, tidak ada aliran sungai sebesar kebenaran, tidak ada gunung sebesar kebijaksanaan, tidak ada air laut sebesar kekuatan diri.”
Meskipun kutipan ini tidak secara langsung mengacu pada puasa, ia menyoroti pentingnya kesabaran, kebenaran, dan kekuatan diri dalam perjalanan spiritual.
Puasa sering kali dipandang sebagai salah satu cara untuk mengasah kesabaran, meningkatkan kesadaran, dan memperkuat kekuatan diri dalam menjalani prinsip-prinsip Buddha.
Namun praktik dan aturannya dapat bervariasi, prinsip dasarnya sering kali melibatkan menahan diri dari makanan, minuman, atau kegiatan tertentu sebagai cara untuk mencapai kedamaian batin, pembersihan spiritual, atau menghormati perayaan agama.
Dari ajaran-ajaran itu, secara keseluruhan, puasa adalah praktik yang melibatkan kedisiplinan diri, refleksi spiritual, dan komitmen untuk meningkatkan hubungan dengan Tuhan atau pencapaian tujuan tertentu dalam kehidupan.
Hal ini memainkan peran penting dalam kehidupan spiritual dan budaya banyak individu di seluruh dunia.
(Erdysep Dirangga)