Kawangkoan – Tepat tanggal 2 Oktober 1998, dua insan manusia dipersatukan dalam pernikahan yang kudus. Adalah putera sulung Gubernur Sulawesi Utara Ivan Sarundajang resmi mempersunting Jashinta Paat. Rangkaian prosesi pernikahannya pun tergolong unik. Diumumkan di Gereja Katolik Hati Kudus Tomohon, pemberkatan di Gereja GMIM Sentrum, dan syukuran balas gereja di KGPM. Hal itulah yang dirayakan, Rabu (2/10) kemarin di Kawangkoan.
Ivan dan Jashinta mengawali hidup rumah tangganya dengan tinggal berdua di sebuah rumah kecil dan sederhana. Tak hanya itu, selama kurang lebih dua tahun tinggal tanpa ada pembantu, mereka ternyata harus berhabat dengan ternak peliharaan. Tinggal di belakang kandang kuda dan ternak lainnya ternyata tidak membuat rumah tangga Ivan dan Jashinta jauh dari Tuhan. Justeru dalam sebuah kesaksian diungkapkan dari tempat itulah keluarganya dibentuk oleh Tuhan.
8 tahun pertama mengarungi bahtera rumah tangga, kehidupan keluarga sangat dipenuhi dengan berbagai pergumulan. Sempat berada diambang kehancuran, namun diselamatkan oleh berkat Tuhan. Berkat kegigihan sang isteri dalam mendamping sang suami, Ivan mengaku juga turut dibentuk Tuhan menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab. Itu pun dibuktikan dengan sempat bertandang ke ibukota negara untuk menadu nasib menghidupi keluarga.
Selama mengarungi hidup berkeluarga saya dan isteri tidak pernah mengelu kepada orangtua. Meski banyak masalah menerjang, tidak pernah satu kalipun diungkapkan kepada mama dan papa. Ini membuat kami percaya bahwa hidup dalam Tuhan tidak yang gratis, karena ada harga yang harus dibayar yaitu ketekunan meski harus merasakan penderitaan. Oleh sebab itu hanya kepada Tuhan saja kami membawa seluruh pergumulan hidup dari rumah pergumulan ini – Ivan Saundajang dan Jashinta Paat.
(Frangki Wullur)